26 : "Rooftop" 🌛

655 41 5
                                    

Hubungan baru itu seolah-olah seperti bunga bougenville yang mekar, selalu dipenuhi dengan duri-duri di sekelilingnya. Orang lain yang ingin mengusiknya akan terkena duri tersebut.

Ataya menyusuri lorong sekolah dengan kedua temannya sembari bersenandung ria. Namun ada hal yang membuatnya mengganjal, tampak beberapa murid yang berlalu lalang di lorong tersebut beberapa menatapnya agak sinis. Perempuan itu sedikit meringis, apa sebenarnya yang terjadi.

"Apaansih kenapa mereka pada kaya ngelihat kita acuh banget gitu ya?" ujar Naura kepada Ataya.

Perempuan itu mengendikkan bahunya.

"Entah, aneh ya." timpal Anya.

Di ujung lorong, Bella dan kawan-kawannya bersendekap dengan tatapan sinisnya. Mereka berjalan menuju kawanan Ataya.

Tepat di hadapannya, Bella menghadang jalan.

"Jadi ini, murid kebangaan sekolah yang udah punya tameng?" ucap Bella di depan wajah Ataya, sehingga dapat di dengar oleh murid lainnya yang sedang berlalu lalang.

Ataya hanya mendengus mendengarnya, kakak kelasnya ini memang suka membuatnya bersumpah serapah.

"Nggak ada urusannya sama lo, minggir!" ujar Naura membuat teman sekelilingnya melonggo.

"Jangan gitu Ra, ntar kita nggak aman!" bisik Anya sembari meremas tali tasnya. Sedangkan Naura melihat gerak-gerik kakak kelasnya tersebut.

Bella mendengus, ia memalingkan wajahnya. "Waau.. Udah berani sama kakak kelasnya sendiri rupanya." sembari mendekat kearah Ataya.

"Emangnya kenapa sih, selalu aja lo ngurusin hidup orang!" Bella tercekat mendengar kalimat tersebut.

Tanpa aba-aba tangan Bella menyambar rambut sebahu Ataya dan menariknya dengan keras. Melihat Ataya meringis kesakitan itu, Naura mencoba melepaskan cekalan tangan Bella.

"Jangan kasar dong jadi kakak kelas!" ucap Naura sedikit membentak, ia tidak sabar lagi menahan amarahnya kali ini.

"Lepasin kak, sakit!" cicit Ataya sembari mencoba melepas cekalan tersebut.

Tapi sayangnya jambakkan itu semakin kuat. Ataya memejamkan matanya menahan rasa sakit disana.

"Sialan lo! Lepasin nggak, gue aduin ke BK!" ujar Anya memberanikan diri setelah mengumpat di belakang Naura.

Bella melepas cekalan di rambut Ataya, ia menatap Anya kemudian beralih ke Ataya. "Lo murid baru, jangan sok ikut campur!"

Bella memberikan tatapan menindas, perempuan itu menatap Ataya, tahu bahwa kakak kelasnya ini membencinya.

"Hh, secinta apa lo sama dia?" tanya Bella kepada Ataya. Keadaan hening. Bahkan Anya yang tadinya berlagak berani pun kini hanya diam. Kalau sudah berhadapan dengan Bella, pasti akan berkelanjutan.

Bella berdecih, "Gue nggak yakin cewek kaya lo cinta sama dia." ujarnya dengan bersedekap dada.

"Gue peringatin lagi ke lo, jauhin cowok lo itu! Ngerti!" lanjutnya membisikkan di telingga Ataya.

Perempuan itu mengambil napasnya dalam-dalam, kemudian mengangguk paham.

Bertepatan dengan itu, bel masuk kelas berbunyi. Bella dan kawannya pergi meninggalkan mereka bertiga dengan sejuta tanda tanya.

Ataya memandang kedua temannya, ia mengisayaratkan mereka untuk pergi ke kelasnya masing-masing seolah-olah ia tidak akan apa-apa dengan ini.

Anya dan Naura hanya mengangguk kemudian melangkah menuju kelasnya. Sedangkan perempuan itu masih diam di tempat, ia tergiang-giang dengan ucapan kakak kelasnya itu, apakah yang sebernya terjadi. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Mungkin hanya kali ini ia akan meninggalkan kelasnya, ia merasa badannya sungguh berat hari ini.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang