31 : "Repeatedly " 🌛

485 42 4
                                    

Malam menjelma seperti biasa, setelah pulang dari rumah Karel dengan diantar oleh cowok tersebut, Karel berpesan agar langsung beristirahat. Bahkan cowok itu berkata kepada Ataya agar tidak perlu beraktivitas apapun lagi, apalagi hanya untuk menonton tv sudah seperti pasangan yang possesive dengan perempuannya pikir Ataya.

Namun tidak dengan perempuan itu, ia malah diam-diam kembali beraktivitas kerja paruh waktu malam ini, tentu saja tanpa sepengetahuan Karel.

Perempuan berkuncir kuda tersebut saat ini sudah beroperasi di tempat kerjanya dengan penuh semangat, di sinilah Ataya menghasilkan upah untuk membiayai sebagian sekolahnya dan sekolah Leo.

Ataya memeriksa stok kue yang berada di dalam lemari pendingin, ingin rasanya ia mencicipi salah satu krim yang menyelimuti kue di sana. Ataya harus pintar-pintar menahan diri, tidak berselang lama terdengar bunyi notifikasi dari tablet pesanan.

"Ada yang pesan delivery tuh sepertinya?" tanya mbak susi rekam kerja Ataya yang sedang memotong kue di samping perempuan tersebut.

Ataya segera memeriksa pesanan delivery. Dan benar ia mendapat pesanan tersebut.

"Frappucino 3, sama roti gulung keju 2, delivery." ujarnya kepada rekannya yang berada di ruang dapur agar segera menyiapkan pesanan.

Ataya melihat jarum jam telah menunjukkan pukul 20:25 malam, tidak heran jika ada yang memesan pesanan di jam yang hampir larut seperti ini. Pasalnya kedai tempat ia bekerja akan tutup pada pukul sepuluh malam. Perempuan tersebut memeriksa tempat dimana ia akan mengirim pesanan tersebut dengan cermat.

Matanya tidak salah membaca, jika pesanan tersebut harus ia kirim di sebuah club diskotik yang tidak jauh dari kota.

"Pesanan sudah ready!" ujar salah satu rekannya dengan menaruh pesanan tersebut diatas meja dari arah belakang. Ataya yang sedikit terkejut dengan cepat ia merubah keadaannya.

"Ada apa?"

"Enggak ada apa-apa, aku antar dulu ya!" ujar Ataya mengambil pesanan tersebut untuk ia antar.

"Hati-hati Ta udah hampir malam, jangan ngebut!!" teriak mbak susi dari dalam. Ataya menganggukkan kepalanya sebelum menghidupkan mesin motor yang telah disediakan khusus untuk pesanan delivery.

Club diskotik, batin Ataya gusar. Ia hanya kepikiran akan satu hal, ini adalah pertama kalinya ia harus masuk ke dalam tempat tersebut. Bagaimana jika nanti di sana malah menjadi budak yang terdampar seperti orang asing yang tidak tahu apa-apa, ia harus menyusun kegiatan yang harus ia lakukan sebentar lagi.

Perempuan itu memarkirkan sepeda motornya di depan club tersebut. Di sinilah Ataya berada, bangunan yang tampak elegan dengan futuristik megah, tidak lupa suara dentuman musik yang keras dari dalam membuat Ataya harus ekstra pura-pura tuli kali ini. Ia harus menghubungi pemesan tersebut agar cepat mengambil pesanannya.

Tidak pernah perempuan itu sangka, malam ini adalah malam yang menyusahkan baginya. Sudah lima belas menit tepatnya ia berdiri di depan bangunan tersebut, namun belum ada satu pun orang yang keluar untuk mengambil pesanannya.

"Ngeselin banget nih orang, keburu dingin ntar pesanannya." gerutu Ataya yang akhirnya duduk diatas motor. Ia mencoba menghubungi orang tersebut, dan akhirnya mendapat respon, pelanggan tersebut menyuruh Ataya masuk ke dalam club untuk mengantar pesanannya.

Padahal Ataya sudah berjaga-jaga agar tidak masuk ke dalam, namun ia juga harus mengikuti perintah kliennya. Perempuan itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan, suara dentuman musik yang semakin keras di telinganya dari pada di luar sana, serta pijaran lampu diskotik yang menyorot mata membuatnya harus sedikit menyipitkan mata.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang