Hai!! Dapat Notif niih
cieeyya selamat membacaHari-hari berlalu cepat begitu saja, Ataya sedang menyeruput susu kotaknya sembari memandang Alfino yang sedang berjalan sok keren dengan membawa tongkat pel di tangannya, berjalan menuju meja makan Zalfa yang sedang duduki perempuan tersebut.
Karel dan kawan-kawan menertawakan tingkah Alfino, cowok itu awalnya ingin memuji dan tampil sedikit modis di depan cewek tersebut, itung-itung cari muka pikirnya, tapi sepertinya takdir tak mengijinkan. Minuman es teh gelas milik Zalfa yang di taruh di atas meja, tak sengaja cowok itu tumpahkan dan membuat cewek itu merubah wajahnya kesal dan memberi Alfino kesempatan agar tanggung jawab atas kesalahannya, tapi seperti biasa sebelummya terjadilah adu mulut disana.
"Ih lelet amat sih lo Al, mana biar gue aja!" ucap Zalfa meraih tongkat pel di tangan Alfino, tapi tak diijinkan oleh cowok tersebut.
"Eit, udah diem aja lo duduk aja di kursi gue." setelah itu dengan menggerutu tidak jelas, akhirnya ia duduk di kursi cowok tersebut bersama teman laki-laki lainnya.
"Duduk sini aja Fa, aman kok." ujar Darel menepuk salah satu kursi di sampingnya. Di balas anggukkan oleh Zalfa.
"Iya sini!" ujar Aldi.
"Emang sih Alfino itu, sukanya kebablasan." ucap Naura dengan tertawa geli.
"Banyak gaya." timpal Ataya setelah itu.
"Buruan pel, gara-gara lo nih kebanyakan gaya!" ujar Zalfa sembari menunjuk lantai bangku kantinnya yang basah.
Tak beralih dengan Alfino, cowok itu bahkan belum menjalankan tugasnya untuk membersihkan lantai yang basah karena ulah absurd dia. Cowok itu malah bernyanyi tidak jelas menggunakan tongkat pelnya seolah-olah sebagai mic.
"Rasa... Ini tak tertahann, hati ini... Slalu untuk mu...." dengan raut muka yang sangat mendalami lirik tersebut, kaum murid perempuan disana ikut tertawa geli serta geleng kepala melihat tingkah Alfino bercosplay bak penyanyi.
"Terimalah lagu ini, dari orang biasa..." lanjut Darel kemudian.
Kemduian hening.
"Baby i am, dancing in the dark..."
"Al! Kapan selesainya sih! kalau lo nyanyi mulu, kerjain enggak!" Zalfa memprotes cowok tersebut.
Kemudian Alfino mendorong sedikit bangku Zalfa, untuk memudahkannya mengepel.
"Iya sayang, ini udah di kerjain kok."Zalfa tampak sedikit tidak suka di panggil dengan panggilan seperti itu, lantas ia melempar bolpointnya yang selalu ia gantung di saku seragamnya kemudian mengenai badan Alfino. Tapi cowok itu tidak marah atau berekspresi apapun, ia malah mengambilnya dan menaruh kembali di hadapan Zalfa.
"Sayang, sayang pala lo kali, emang siapa yang lo panggil sayang!"
"Kan elo Fa, siapa lagi coba?" jawab Alfino terkekeh sembari melanjutkan tugasnya. Sedangkan Zalfa membalasnya dengan gestur seolah-olah ingin menggorok Alfino.
Tak luput dari cowok jakung bernama Devan, cowok itu hanya memperhatikan Alfino sekilas dan kembali membaca laman web bisnis di ponselnya serta tidak lupa earphone yang terpasang telinga. Siapa bahkan yang tidak terkagum dengan sifatnya walaupun sedikit dingin, salah satunya adalah Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomansaNevertheless a.k.a ATAREL (UPDATE & REVISION) [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang...