☘️Mau ngucapin TERIMAKAASIHH banyak ❤ kepada pembaca setia Atarel yang sudah menunggu Update cerita bersambung ini 🥺. Akan ku update secepatnya buat kalian semuaa!
Semoga kalian bahagia yaa
Lupp^ banyak" Ke kalian ✨-Happy Reading-
Hari ini sebelum ke sekolah, Ataya mengunjungi Erwin terlebih dahulu bersama Leo. Perempuan itu sangat merindukan Ayahnya, satu-satunya orang yang akan selalu ada untuk Ataya dalam keadaan apapun. Membuka pintu ruangan dengan kondisi Ayahnya yang masih sama adalah hal yang sangat pedih baginya.
Ataya berjalan mendekati Erwin dan mulai mengenggam tangannya, rasa hatinya mulai sesak kembali ketika mengetahui hal ini terjadi tiba-tiba begitu juga dengan Leo. Dan air mata itu tibalah membasahi pipi Ataya."Ayah, Leo kangen." ucapnya dengan suara yang parau. Mendengar itu hati Ataya terasa remuk seolah-olah ia tidak bisa menghibur Leo dalam keadaan seperti ini.
Perempuan itu menarik napasnya kuat, "Kita doakan Le, semoga Ayah lekas sembuh." cowok itu mengangguk seraya menyalurkan rasa rindunya kepada Erwin.
Setelah menjenguk Erwin di rumah sakit, perempuan itu mengantar Leo ke sekolah dan melakukan ujian berikutnya.
Tidak seperti biasanya, memasuki lobi sekolah kaki perempuan itu kaku seketika melihat banyak sekali murid-murid yang sedang menatapnya sinis dan berbisik-bisik yang entah membicarakan apa.
"Dia benar-benar enggak tahu malu!" bisik seseorang dari sampingnya.
"Baik di depan doang, eh ternyata cuma topeng doang ya." kata seorang murid lainnya yang berjalan lewatinya.
"Rupanya dia cuma memanfaatin Karel aja!" ucap seseorang di belakangnya.
Tidak hanya itu dari arah atas juga terdapat segerombolan murid yang melemparinya dengan sebuah kertas sembari mengatai Ataya.
Puk!
"CUPU!! "
"Gak tahu malu ya LO!! Dasar ular!"
Perempuan itu menutupi bagian kepalanya agar tidak terkena lemparan tersebut, namun juga masih akan terasa kurang melindunginya dan tetap akan mengenainya. Ataya merasa berat hati hal ini terjadi, ia akan mendapatkan cacian seperti ini bila tidak dapat segera menyelesaikannya. Tidak lain dan tidak bukan penyebab ini adalah masalah mengenai cek yang ada di dalam tasnya kemarin yang telah di ketahui banyak murid di sekolahnya. Perempuan itu terus merundukkan kepalanya dengan mencoba untuk tetap berjalan hingga perempuan tersebut menuju ke toilet.
Disini ia merasa lebih aman, perempuan itu menatap cermin yang ada dihadapannya dalam-dalam. Wajah yang seharusnya semangat itu tidak ada lagi. Ataya merasakan dadanya sesak tak kuasa menahan air matanya dan membiarkan runtuh menangis tanpa suara.
C'KLEK
"Bisa nangis Lo?" Ucap Sella setelah mengunci pintu toilet kearah Ataya seraya menunjukkan seringainya kearah Ataya yang merunduk dihadapan cermin.
Ataya dengan cepat mengusap air matanya dan melihat kearah Sella dan Bilqis, terkecuali Bella tidak ada disana. Kawanan itu melangkah kearah Ataya dengan tatapan mengintimidasi.
"Makanya gak usah sok-sok an lo, gimana, enak nggak dijauhin anak-anak satu sekolah?" ucap Sella dengan mendorong Ataya menggunakan kuku lentiknya, perempuan itu tidak bisa bergerak sebab punggungnya menyentuh wastafel.
"Enggak itu aja, satu-satunya temen yang lo bangga-banggain itu juga bakal ninggalin lo." timpal Bilqis dengan memainkan rambut Ataya.
"Gue rasa ini saatnya yang terbaik buat lo. " Ucap Sella menyeringai sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomanceNevertheless a.k.a ATAREL (UPDATE & REVISION) [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang...