8 : "Insiden."🌛

1K 90 18
                                    

"Lo bisa kasar sama DIA,
tapi gue juga bisa lebih
kasar sama Lo!"

Karel

⬇⬇⬇

-

"APA!! Kak Galang ngejar lo waktu pulang sekolah?!!" Naura yang baru saja datang ke sekolah kemudian masuk ke dalam kelas Ataya dengan mengejutkan pertanyaannya kepada Ataya yang tengah duduk di bangkunya. Dengan nada yang terbilang keras dan terang-terangan, cewek tersebut mampu menjadikan objek pandang oleh beberapa orang yang ada di kelas.

Memang sedari Naura datang ke kelasnya, ia mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya kemarin kepada Naura.
"Beneran lo di kasarin juga sama dia?"

"Jawab dong Taa!! Kok lo diem aja sih!" Naura mengguncang-guncangkan badan Ataya dengan cukup keras. Ataya memalingkan wajahnya.

"Ra, suara lo, cempreng tau gak!" ucapnya sedikit malas, karena sifat Naura yang terkadang membuatnya malas.

"Eh sorry Ta, jadi bener Ta?" dengan suaranya yang sudah terkontrol.

"Iya."

"Padahal lo cuma nasehatin Kak Bella doang, tapi yang marah malah pacarnya, gimanasih!" ujar Naura dengan raut wajah yang geram.

"Tau ah, jangan bahas tuh orang."

"Terus lo di tolong sama Karel dan di bonceng sama Karel Ta? wuih pengiiin dong. Emang hero deh dia." soraknya dengan gembira, berbeda dengan Ataya yang menatapnya bingung. Apaan dah.

"Ngomong aja sama dia, suruh dia bonceng lo nanti." ucapnya dengan memutar bola matanya malas. Ataya melempar pandang ke arah pintu kelasnya, dan melihat Karel, Aldi, Darel dan teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Devan dan Alfino. Mereka tampak saling gurau satu sama lain.

"Eh kemarin Ata gimana sama galang?" tanya Alfino dan teman-temannya di dekat pintu kelas sembari menunggu bel masuk berbunyi.

"Dia di kasarin sama Kak Galang sampe luka-luka, katanya dia murid ter wanted di sekolah? Kenapa emangnya dia?" tanyanya dengan memasukkan ponselnya ke dalam saku seragamnya dan mulai menceritakan semuanya.

"Satu tahun yang lalu dia pernah adu jotos sama adik kelasnya sendiri, sampe masuk rumah sakit, kabarnya hidungnya patah akibat pukulan Kak Galang. Cuma masalah sepele, gara-gara cewek." sahut Darel.

"Gak cuma itu aja sih, dia pernah mabuk-mabukkan di club, sampe hampir di DO dari sekolah, tapi karena orangtuanya adalah termasuk kategori orang penting, dia gak jadi di DO." ujar Darel kemudian.

"Ngeri gue dengerin Dar." gidik Alfino yang memegang kedua bahunya.

"Gue gak ngerti dah sama tuh cowok, suka keras sama cewek. Tapi gue herman juga, kenapa cewek-cewek pada ngebet pen deket sama dia." ujar Aldi dengan tatapan yang serius.

"Heran Di, heran! Sejak kapan heran jadi herman hahaha." ujar Alfino yang disambut tawa oleh teman-temannya.

"Dia kan tajir Di. Mana coba cewek yang nggak mau." sahut Devan yang semula hanya diam mendengarkan teman-temannya berbicara, sekarang dia bersuara.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang