39: "Dinner " 🌛

251 22 3
                                    

Waktu kehidupan akan selalu ada yang pergi dan ada yang datang
Semua tak akan pernah seterusnya sesuai dengan angan kita
Rasa yang terbit dan tenggelam di hati
Akan kekal kenangan selamanya

~

Karel menunggu Ataya di depan rumah perempuan tersebut, dan beberapa menit kemudian Ataya keluar dengan baluran dress miliknya tak lupa rambut yang ia buat sedikit bergelombang menambah kesan natural baginya.

"Maaf jadi nunggu lama."

Cowok itu membalikkan badannya ketika mendengar suara Ataya di belakangnya.
Entah mengapa Karel selalu suka dengan penampilan Ataya yang natural apa adanya seperti sekarang.

"Ayo berangkat, orangtua lo dimana gue mau izin." tanya Karel, namun beberapa detik kemudian Naura dan Anya keluar dari rumah untuk menyambut mereka.

"Hati-hati Ta!!" ujar Anya dengan berlari kearah Ataya.

"Iyaa Anya. Makasih.."

"Kok lo ada disini juga?" tanya Karel melihat dua perempuan keluar tiba-tiba dari rumah Ataya.

"Ya emang kenapa, suka-suka gue dong Karel."

"Lo berdua ngapain belum berangkat, pasti nungguin gue.?" tanya Naura di kemudian.

 "Dih, ge er banget mbaknya." timpal Anya dari belakang.

"Mau izin dulu." jawab Karel.

Kemudian Naura mengangguk paham, "Omg lo rempong amat sih, oya.. Orangtua Ataya belum datang, gue titipkan salam aja ke mereka." ujar Naura.

Cowok itu sedikit bingung dengan situasi kali ini, "Itukan mau lo Ra, gue mau izin sendiri."

"Sumpah lo enggak percaya sama gue?" tanya Naura.

"Enggak apa-apa gue udah bilang ke bokap kok Ra." ujar Ataya, sebelum berangkat ia menelepon Ayahnya tetap untuk meminta izin walaupun di rumah tidak ada siapa-siapa.

"Kirim nomor orangtua lo, biar gue yang izin enggak enak Ta gue yang ajak lo." setelah itu Ataya memberikan nomor Erwin kepada Karel.

Cowok itu mulai menelepon dan meminta izin, ini adalah kala pertamanya ia mendengar suara Erwin yang lembut dan menyambutnya dengan ramah. 

"Bokap lo pesan paling lambat jam sembilan malam pulang, kalau gitu ayo berangkat!" ujar Karel yang di jawab anggukkan oleh Ataya.

Setelah sampai di halaman rumah cowok tersebut, Ataya turun dari mobil dan dilihatnya banyak mobil yang terparkir disana perempuan itu terlihat sedikit gusar.

"Enggak apa-apa, lo harus tetap di samping gue." ujar Karel sembari mengaitkan tangannya pada telapak tangan perempuan tersebut, cowok itu tersenyum hangat kepadanya setelah sekian cukup lama Ataya tidak melihatnya.

Ruangan yang menjadi tempat berkumpul keluarga itu telah ramai dengan orang-orang yang berada menurut Ataya, perempuan tersebut seakan kehilangan keberaniannya melihat sekelilingnya. 

"Karel!" panggil Citra dihadapan mereka, cowok itu mengajak Ataya untuk mendekat dengan Citra. Kakak perempuan cowok itu sudah mengetahui cerita dari adiknya tersebut bahwa perempuan yang sedang disampingnya adalah seseorang yang istimewa baginya.

Citra menatap mata Ataya yang penuh dengan celah rahasia yang orang lain tidak pernah tahu, perempuan itu merasakan bahwa Ataya adalah seorang perempuan yang tampil apa adanya, ia hanya memakai sepatu fantofell putih namun elegan dan penuh semangat. Ataya mengulurkan  tangannya untuk menyambut Citra, perempuan itu menampilkan senyumannya yang orang lain lihat tampak penuh luka. 

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang