back yuhu~
Part sangat pwanjang!!
Koreksi typo yaJangan lupa tinggalkan jejak;)
Happy Reading~
.
.
.
Aroma masakan yang tercium dari dapur membuat Leo langsung menuju kesana, dengan seragam yang rapih di tubuhnya."Harumm..." ujar Leo, menyerunduk dari samping Ataya.
"Iya lah, sana gih bantu siapin piringnya." ujar Ataya sembari mengaduk masakannya.
"Jadi kangen bunda, masakan kakak sama persis kaya bunda." ucap Leo dengan raut yang seketika berubah sendu.
Ataya menenggok Leo, ia menatap ke bawah dengan wajah kusut. Ia tidak ingin membalas ucapan adiknya, karena ia yakin akan menambah raut mekecewaan disana, secepat mungkin Ataya mengganti topik pembicaraan Leo.
"Sana Leo.. Siapin piring-piringnya." kemudian di balas anggukkan oleh Leo.
Keduanya menyantap makanan dengan lahap, setelah itu mereka membersihkan meja makan dan bersantai sebentar sebelum berangkat ke sekolah, pasalnya jam menunjukkan pukul 06.00 pagi.
"Kak." panggil Leo, kepada Ataya yang sedang duduk di karpet dengan menonton serial televisi.
"Apa Le?" jawab Ataya tanpa menoleh ke arah Leo. Leo mengerucutkan bibirnya, kebiasaan kakaknya jika sudah serius dengan tv, tidak mau di ganggu.
"Kak, liat sini." pinta Leo.
"Mau ngomong apa Le, udah ngomong aja." ucapnya tanpa menoleh ke Leo.
"Kebiasaan."
"Kak aku mau ngomong sesuatu, tapi jangan terkejut." lanjutnya sembari duduk di samping Ataya.
"Iya, ngomong aja pake izin segala Le.. Le.." ujar Ataya menahan tawa kepada adiknya.
"Leo boleh bantu kakak nggak, Leo mau kerja juga."
"Leo minta izin sama kakak, boleh ya kak?" ujar Leo, Ataya yang fokus kepada tv, dengan cepat ia melihat ke arah Leo dengan mengerutkan dahinya.
"Leo, jangan minta yang aneh-aneh deh. Dengar Le, biar kakak saja yang kerja, kamu belajar yang rajin saja ya. Enggak usah khawatir dengan kebutuhan kamu, biar kakak yang tanggung ya?" ucap Ataya dengan senyuman tulus di bibirnya.
"Tapi kak, ini biar memudahkan kakak aja." Leo tetap kukuh dengan perkataannya.
"Enggak Le, kakak enggak ngizinin kamu. Percaya sama kakak, apapun kondisinya, kakak akan berusaha menjadi yang terbaik, jadi Leo jangan kerja ya." ujar Ataya sembari mengusap lembut bahu adiknya.
"Tap–"
"Udah Le, kamu jngan kerja." potong Ataya lembut.
Leo tersenyum, dan akhirnya ia menghembuskan napasnya panjang sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya.
"Kak, Leo dapat surat dari sekolah." ucapnya dengan menyodorkan sebuah amplop putih kepada Ataya.
Ataya mengambilnya dan membaca dengan seksama, meneliti satu per satu kata yang ada disana.
Setelah membaca semua isi surat tersebut, Ataya memandang Leo dengan tatapan yang tidak bisa diartikan."Maafin Leo kak, Leo menunggang uang spp sekolah selama lima bulan." ujarnya menatap lantai bawah dengan sendu.
Ataya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Leo, uang spp yang ditunggak selama lima bulan, dengan total semua lima juta. Pasti teman-temannya mengejeknya karena ini, Leo ingin bekerja juga karena ini. Ataya tak kuasa membendung air matanya yang sudah di pelupuk matanya, perlahan bulir tersebut jatuh di pipi. Tak mau Leo melihatnya sedih, dengan cepat ia menghapus air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomantizmNevertheless a.k.a ATAREL (UPDATE & REVISION) [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang...