•••••
Jalanan kota sore ini cukup
ramai, Karel mengikuti keduanya dari belakang, namun sayangnya saat ia bertemu dengan lampu lalu lintas, disitulah Karel kehilangan jejak mereka berdua.Cowok itu mendengus, tetapi nalurinya tetap akan menuju ke rumah Ataya untuk memastikan jika perempuan tersebut baik-baik saja.
Karel mematikan mesin motorya setelah sampai di depan rumah perempuan tersebut, ia sempat bertanya kepada Leo namun adik laki-laki perempuan itu mengatakan jika Ataya belum sampai di rumah sore ini. Cowok itu melemparkan pandangan wajahnya kearah lain, prediksinya akan berkeliaran kemana-mana, memang ini adalah salah satu salahnya membuat Ataya menunggu cukup lama. Jika saja tadi Bella dalam pelatihan basket tidak mengajaknya mengobrol, cowok itu mungkin tidak kehilangan jejak perempuan tersebut.
Selepas itu Karel mencari keberadaan Ataya kembali, salah satunya di tempatnya bekerja paruh waktu.
•••••
Di tengah perjalanan Gavriel menepikan motornya saat ponselnya berdering dari saku seragam.
"Iya Bu, ada apa?"
"..."
"Oke, Gavriel belikan sekalian ya?"
"..."
"Iya Bu."
Ataya yang mendapati cowok tersebut sedang mencari sesuatu di dalam tasnya, lantas ia berkata sesuatu kepada cowok tersebut.
"Ada apa Gav? Apa perlu bantuan?"
Gavriel menampakkan senyumannya, sembari menggeleng. "Enggak, cuma mastiin dompet gue enggak ketinggalan di kelas,"
"Nyokap nitip sama gue buat beli bumbu masakan. Lo keberatan enggak kalau ikut gue sebentar?" lanjutnya.
"Enggak apa-apa, gue bantu juga cari bumbunya."
"Oke. Makasih Ta." kemudian Ataya membalasnya dengan anggukkan.
Keduanya sampai di sebuah minimarket di seberang jalan, perempuan tersebut turun dari atas jok motor diikuti Gavriel di belakangnya.
Sampai di deretan bumbu dapur cowok itu menggaruk belakang kepalanya. "Gue sama sekali enggak tahu mana yang musti gue beli." ujarnya.
Ataya menampilkan tawanya diikuti mata hazelnya yang menyipit, tak luput siapa pun yang melihatnya gemas.
"Nyokap lo butuh yang mana?"
"Bentar, ini barang yang harus gue beli." tunjuk Gavriel di ponselnya pada Ataya.
"Ohh, gue paham ini. Ayo!" perempuan itu mengajak Gavriel mengelilingi rak bumbu.
Tidak lama setelah itu, Ataya berhasil mendapatkan barang yang di pesan oleh Ibu cowok tersebut dengan cepat.
"Cepet banget dapetnya, kayanya lo suka masak iya?" tanya Gavriel seraya mengacak-acak pucuk kepala Ataya.
"Iya salah satunya." jawab Ataya sembari terkekeh.
Tidak di sadari dari arah luar, Karel melihat keduanya saling tertawa. Kaca bening tersebut membuat Karel dapat melihatnya dengan jelas, cowok itu awalnya tidak sengaja melihat keberadaan motor Gavriel yang di parkir di depan minimarket, lantas ia juga menepikan motornya untuk memastikan mereka berdua.
Hati Karel terguyur rasa tidak suka jika Ataya bersama dengan Gavriel seperti tadi, cowok itu mendudukkan dirinya di tepi kasur. Setelah pulang dari sana, Karel sama sekali belum menghubungi Ataya, dia merasa bersalah namun berat rasanya untuk melakukan ini, hatinya seolah-olah masih belum menerima jika perempuan tersebut pulang bersama Gavriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATAREL
RomansaNevertheless a.k.a ATAREL [ CERITA INI AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT.] (15+) [on going] Pahitnya kepedihan, rasa sakit yang pernah ia alami di dalam lingkaran keluarga, sahabat, dan orang-orang sekitar, sudah ia rasakan berulang kali. Membuatnya menj...