37 : "Obstacle" 🌛

341 22 4
                                    

Perhatian!!! Siapkan earphone kalian yaa...

Terimakasih
Selamat membaca❤

Karel memetik senar gitarnya di balkon kamarnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan, hari minggu pagi yang biasanya akan menyenagkan bagi orang lain namun tidak dengan cowok tersebut. Ia sedang memikirkan kalimat yang terlontarkan dari Devan kemarin.

Kemudian ia mengambil ponselnya yang ia ada di meja dan membuka homechat milik Ataya yang terakhir dilihat pukul sebelas malam. Cowok itu mencoba untuk berpikir mendalam, namun hatinya tidak memandai apa yang ia pikirkan. Tanpa berpikir lama cowok keluar dari kamarnya dengan cekatan dan menyambar kunci mobil yang ada di atas meja.

"Gue pinjam mobilnya Bang!" ujar Karel kepada Faris yang sedang mengerjakan tugasnya di laptop miliknya ketika melewati ruang tamu.

"Mau kemana, ntar mau gue pake!" jawab Faris dengan melihat layar laptopnya di ruang Tamu.

"Pakai aja motor gue sementara!" sembari membuka pintu mobil di halaman, kemudian menancapkan gasnya.

Cowok itu berhenti di depan rumah Ataya, Kemudian ia mengirim Ataya sebuah pesan jika ia sedang berada di depan rumah perempuan tersebut.

Karel_ :
Ada jam luang enggak hari ini?

Setelah mengirim pesan tersebut, Karel melihat keadaan rumah Ataya. Terlihat sepi dan hening namun terdapat beberapa sendal disana yang dugaannya bahwa ada orang didalam. Beberapa menit kemudian terdengar notifikasi dari ponsel Karel.

Atayaa:
Ada jam luang kok, ada apa? Sorry baru balas, tadi masih bersih-bersih.

Karel_ :
Gapapa, lo siap-siap dulu. Gue udah ada di depan.

Ataya yang kala itu cukup capek setelah agendanya hari ini membersihkan rumah mau tak mau harus cepat berganti pakaian. Disisi lain, ia merasa agak aneh dengan tiba-tiba Karel yang menjemputnya di rumah.

Setelah dirasa sudah siap dengan baluran cardigan crop baby blue dengan celana panjang, perempun itu bergegas keluar rumah untuk menemui Karel dan masuk ke dalam mobil.

Ataya merasakan suasana ini cukup canggung baginya.
"Maaf gue tiba-tiba ajak lo keluar hari minggu." ujar Karel.

Ataya mengangguk, perempuan itu sebenarnya agak kecewa degan Karel dari apa yang ia lihat sebelumnya, namun disisi lain ia juga harus pintar mengatur situasi.

Cowok itu tidak melihat kearah Ataya sebentar pun.
"Iya enggak apa-apa, kita mau kemana Rel?"

Sedetik kemudian barulah cowok itu menoleh kearah Ataya.

"Pasang dulu sabuk pengamannya." ujarnya dengan raut yang datar.

"Ah iya." kemudian Karel melajukan mobilnya, selama perjalanan tidak ada satu pun kalimat yang terlontar diantara keduanya.

Ataya ingin bertanya soal keadaan dan sedikit mengenai Bella, namun ia urungkan.

"Sampai, ayo turun!"


Keduanya telah sampai di taman yang terlihat seperti hamparan savana bunga rerumputan.

Ataya berjalan di belakang Karel dengan memegang tali tasnya sembari melihat sekeliling.

"Karel kita ngapain kesini?" tanya Ataya dengan hati-hati.

Karel tidak menjawab perkataan Ataya, ia malah menyuruh perempuan tersebut untuk diam dan mengikuti saja perjalanannya. Tibalah di sebuah hamparan rerumputan yang luas dengan pohon yang rindang di sampingnya membuat suasana sejuk.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang