12 : "Khawatir." 🌛

765 76 10
                                    

Lovely - Billieeilish

Oh, I hope some day I'll make it out of here
Even if it takes all night or a hundred years
Need a place to hide, but I can't find one near
Wanna feel alive, outside I can fight my fear
Isn't it lovely, all alone?
Heart made of glass, my mind of stone
Tear me to pieces, skin to bone
Hello, welcome home

-

Kekhawatiran adalah tanda untuk kita tidak menunda lagi, untuk belajar memampukan diri, dan menjadi pribadi yang lebih bersegera.

Karel.
-

"Lo nggak perlu tau bit*h," ujarnya dengan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yang ia genakan.

"Simpel aja, sekarang Lo pilih gunting atau cutter hm?" sambungnya, mengeluarkan dua benda berbahaya itu. Ataya semakin tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi saat ini dengan dirinya.

•••••

Tepatnya di dalam kelas, saat ini para murid-murid sedang bertukar tugas rumah mereka dengan teman mereka, untuk saling melengkapi satu sama lain.

"Van, pinjem buku fisika Lo dong?" pinta Aldi yang sedang menarik-narik lengan seragam milik Devan, layaknya gadis kecil.

"Di tas, nggak usah narik-narik." ujarnya dingin, bukan hanya Ataya saja di dalam kelasnya yang memiliki sifat dingin dan datar namun Devan juga sama dengannya. Tak lupa, Devan juga tergolong murid yang rajin.

"Wuhuu... Thanks Van."

Brakk...

Suara gebrakkan pintu kelas yang menggema di telingga para murid yang ada di dalam kelas, mengakibatkan pandangan mereka yang tadinya lagi asyik dengan apa yang sedang dilakukan, sontak beralih ke arah pintu tersebut. Di lihatnya Alfino sedang berdiri di ambang pintu dengan nafas yang terenggah-enggah, kemudian lari me arah meja Devan, Aldi dan teman-teman lainnya. Membuat tampang murid yang melihatnya menjadi aneh dengan tingkah Alfino.

"We..wee, pinjem catatan Matematika Lo dong." dengan nafas yang masih sama. Tidak ada satu pun temannya yang menjawab pertanyaannya, melainkan hanya melihatnya dengan dahi yang di kerutkan, seolah mencurahkan sebuah pertanyaan, waras ga sih ni anak.

Alfino yang mendapat respon tak mengenakkan dari Devan dan yang lain, ia kini juga menirukan gaya teman-temannya.

"Heh, Gue tanya nih woy! Kok lo semua pada bengong sih!!" risihnya.

"Lo waras gak Al?" tanya seorang siswi gendut berkacamata, yang sedang memandangnya aneh.

"Gue waras Tuyul."

Tak...

"Sakit Al, nyebelin banget." ujar Difa, cewek bertubuh gendut tersebut dengan mengusap-usap kepalanya yang terkena jitakkan oleh Alfino.

"Eh, pinjem catatan Matematikanya dong Dif." ujarnya, sembari mencegah Difa yang hendak keluar kelas.

"Nggak!!"

"Pelit, ntar kuburan Lo sempit." ujar Alfino tak mau kalah.

"Biarin!" Alfino menghela nafas kasar, teman-temannya hanya melihat cengo. Dengan langkah yabg lebar, Alfino beralih ke meja Devan.

"Pinjem catatan MATEMATIKA!" ujarnya murka.

"Gila Lo, muncul-muncul langsung pinjam catatan, Hu!" ujar Aldi, yang tadinya menyalin tulisan di buku, kini ia menatapnya tak enak.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang