7: "Memories."🌛

960 96 16
                                    


Tidak semua masalah
harus diselesaikan dengan saling serang fisik. Masih bisa
baik-baikkan?

Ataya

⬇⬇⬇

Ataya yang sedang berjalan menuju area parkiran, namun seketika langkahnya berhenti. Ia melihat segerombolan Galang dan kawan-kawannya kemari. Mereka sangat berbahaya. Ataya memutar langkahnya kearah perpustakaan, namun ia kalah cepat. Galang terlebih dahulu menarik tangannya sehingga membuat Ataya menghadapnya.

"eits..mau pergi kemana neng?" katanya dengan menampakkan aura smrik nya.

"lepas! Gue mau pulang!" Ataya mencoba melepas cekalan dari Galang, namun itu sia-sia, cekalannya lebih kuat di banding dengan kekuatan Ataya.

"siapa dia bos?" tanya salah satu teman Galang kepadanya.

"mangsa baru kita, eh maksudnya cewek yang ngurusin hidup gue sama Bella." sahutnya dengan masih menatap Ataya.

"lepas!!"

"wuihh...cantik juga bos, berani lo sama bos kita?" tanya salah satu seseorang yang memakai bandana di kepalanya kepada Ataya.

"ngapain? Ngapain gue nggak berani, dia sama-sama manusia kan?" jawabnya dengan sangat berani.

"wuish...cantik-cantik jangan suka marah dong, ntar cantiknya hilang neng."

"diam!!" napas Ataya sudah naik turun, ia tampak sudah tidak tahan lagi. Dengan mengumpulkan semua tenaganya, Ataya menendang paha Galang sampai ia menunduk diastas lantai. Melihat Galang kesakitan ada celah sedikit untuknya agar dapat keluar dari kumpulan kawan-kawan Galang. Namun saat ia akan lari dari gerombolan tersebut. Salah satu temannya menjegalnya dengan sangat keras sampai Ataya berhambur di lantai.

Ataya meringis kesakitan di bagian lututnya yang kini keluar darah akibat tergores pinggiran batu yang tajam.
"akh...dasar gak tau diri!" tanpa aba-aba Ataya meninju muka salah satu teman Galang yang berhasil menjegalnya. Sedetik kemudian ia berlari menjauh dari gerombolan tersebut.

"shit, kejar dia!!"

Ataya lari secepat mungkin, ia tidak inggin menengok kebelakang, sudah pasti kawan-kawannya Galang sedang mengejarnya dari belakang. Suara derap langkah kaki itu samar-samar masih terdengar di telingga Ataya, ia ingin memastikan untuk melihat kearah belakang. Ternyata mereka masih juga mengikutinya namun jaraknya sudah sangat jauh.

Bugh...

Ataya merasa bahwa dirinya telah menabrak sesuatu di depannya, sampai ia terhuyung ke belakang.
"aduh!" sembari memegang dahinya yang sedikit sakit akibat benturan tersebut dengan napas yang naik turun.

Dari bawah Ataya melihat dua pasang sepatu dan memakai celana panjang. Ia menabrak seseorang. Perlahan-lahan ia menatap ke depan dengan sedikit mendongak. Dilihatnya Karel dengan mengangkat satu alisnya sembari melihat Ataya dari ujung rambut sampai bawah seperti mengisyaratkan sebuah pertanyaan baginya, dan di sampingnya terdapat Darel yang tampak kebingungan melihat Ataya di depannya.

Karel yang melihat lutut Ataya memar dengan keluar darah membuatnya ingin bertanya sesuatu kepada Ataya.
"lo habis dari mana?" tanya Karel.

ATARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang