Selama diperjalanan yang bisa dibilang lumayan jauh, membuat [Name] merasa jenuh. Dan meminta Fang untuk menggantikannya. Fang memberikan tatapan tajam dan kesal kearah gadis yang berjalan pergi dari ruang kemudi. Fang mendumel-dumel kesal, tangannya memegang erat tuas kemudi dan memyumpahi serapah gadis itu.
[Name] memperhatikan pemandangan didepannya. Seperti bukan kapal selam pada umumnya, malahan lebih kearah tempat bersantai. Senyuman kini mulai bermekaran, gadis itu lantas berjalan dengan sedikit berlari dan menimbrung kepada Yaya dan Ying yang sedang membaca beberapa buku yang tersedia di dalam kapal.
Gadis berkerudung maroon itu mulai menselonjorkan badannya diatas permukaan yang ditutupin dengan karpet tebal. Sungguh mewah sekali kapal selam ini.
Ia memperhatikan buku-buku yang dibaca oleh Yaya dan Ying. Ia bertanya kepada mereka berdua, apa ada buku yang lain atau tidak, ia juga merasa bosan dan mulai sedikit penasaran dengan buku-buku yang dibaca oleh Yaya dan Ying.
"Ini loh, legenda tentang planet Tumya. Ternyata panjang juga" ucap Yaya sembari menunjukkan isi buku didepan muka [Name]. Gadis itu membacanya, bahkan ada beserta lukisannya juga sama.
Ia memperhatikan dengan seksama dan membacanya dengan teliti. Dengan sekejap wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut dan membenarkan posisinya menjadi duduk. Tangannya mengambil buku ditangan Yaya lalu membuka lembaran yang lain.
"Kenapa [Name]?" Tanya Yaya kepada [Name] yang sudah berhasil menemukan halaman yang diinginkan oleh gadis tersebut. Setelah ia membacanya, lantas ekspresi nya berganti menjadi murung dan sedikit menurunkan bukunya, beserta pandangannya yang menatap kearah bawah.
"Eh? Kenapa ngan kau nih [Name]??" Yaya mulai khawatir dengan perubahaan ekspresi yang secara tiba-tiba oleh gadis berkerudung maroon itu.
Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia beranjak berdiri secara perlahan. Sebelum itu ia memberikan itu kepada Yaya dan berjalan pergi menuju ruang kemudi. Yaya dan Ying melihat kepergian gadis itu, yang sudah menutup pintu ruang kemudi.
Pintunya kembali terbuka dan Fang kembali diusir keluar. "Woi! Apahal ngan kau ni ha?? Tadi kau suruh aku kemudi kapal nih, sekarang kau ngusir aku?!"
"Halah. Setidaknya kau tuh bersyukur karena tidak kemudi kapal. Kau boleh puas-puas ngapain" ucap gadis itu yang kembali menutup pintu kemudi. Membuat Fang semakin naik pitam dan mendumel-dumel kembali. Ia bergabung kepada Boboiboy, Gopal dan Papa Zola yang sedang menonton film.
Boboiboy memperhatikan Fang yang mulai duduk didekatnya. Laki-laki bertopi itu bertanya kepada Fang. Yang ditanya hanya menghela nafas panjang lalu mulai menangkup pipinya sambil mengetuk kelima jarinya diatas meja.
"Tau tuh [Name]. Aku punya salah kah ngan dia tuh? Asik sensi je ngan aku" jawaban Fang membuat Gopal tertawa sambil memukul-mukul punggung temannya.
"Hahaha!! Karena muka kau tuh suka bikin orang emosi kot?"
Berakhir Gopal mendapatkan jitakan dari Fang dan Gopal hanya meringis sambil menangis. Boboiboy memegang kepalanya akibat terlalu pusing dengan kelakukan kedua temannya.
Ia memilih untuk meninggalkan tempat ini dan pergi menemui gadis berkerudung maroon itu. Boboiboy menggeser pintu tersebut, dan dihadapannya ia dapat melihat keberadaan gadis tersebut.
Boboiboy berjalan mendekat, niat untuk menyapa, namun terhenti ketika mendengar suara isakan tangis gadis itu. Satu hal yang ia sadari adalah, gadis itu sedang menangis dan tidak menyadari soal keberadaannya.
"Ee [Name]?"
Kepala gadis itu kini menoleh dengan cepat kearah Boboiboy, karena terlalu kaget gadis itu sedikit berteriak, membuat Boboiboy menutup mulut gadis itu dan sedikit mendorongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH (BOBOIBOY X READER)
CasualeSetelah kejadian melawan Reta'ka beberapa hari yang lalu, akhirnya gadis itu mendapatkan cuti selama masa penyembuhanya selepas melawan Reta'ka. Gadis berkerudung maroon itu berjalan sepanjang koridor markas cabang. Ia dikirim kembali kesini selama...