30

838 80 8
                                    

"Ha macam? Sedap?" Koko Ci bertanya kepada putrinya yang sedang berjalan secara terpatah-patan dan wajahnya yang pucat.

"Tak... Aku takkan maafkan Komandan!" [Name] memegang tiang bangunan TAPOPS.

Koko Ci memutar kedua matanya dengan malas. Gadis itu baru saja disuruh makan sayur satu baskom lagi, lebih karah salad sayur. Tapi tetap saja, [Name] sampai dipaksa oleh yang lainnya.

Sempat terjadi kericuhan hingga suasana TAPOPS menjadi ramai akibat aksi kejar mengejar. Boboiboy bahkan sampai berpecah menjadi tiga hanya sekedar menangkap gadis itu.

[Name] duduk dikursi kerjanya. Tangannya bergerak untuk menggapai mous, menggerakkannya dan membuka data-data yang ia kumpulan terkait Grantasu beserta pasukannya.

Kedua kaki gadis itu lantas terangkat hingga sedikit berjongkok diatas kursi. Koko Ci sampai tidak habis pikir lagi dengan duduk mode serius anak angkat nya itu. Aneh.

"Komandan, kira-kira aku boleh gunakan beberapa power sphera buat melawan Grantasu?" [Name] bertanya tanpa mengalihkan pandangannya. Kedua matanya masih fokus menatap layar.

"Pakai je, tapi asal jangan paksa mereka tau" ucap Koko Ci. [Name] berdehem lalu mengetik satu file lainnya.

"Ayah"

Koko Ci mengalihkan pandangannya. Satu panggilan yang tidak biasanya gadis itu gunakan untuk dirinya. Tentu saja ini masalah serius ketika gadis itu sudah menggunakannya.

"Boleh bercakap sedikit?"

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Diposisi yang lainnya. Mereka sedang istirahat karena tidak ada misi hari ini untuk mereka semua. Mereka bebas. Yaya dan Ying menggunakan waktu mereka untuk membaca buku.

Mereka terus berdiam diri didalam perpustakaan selama berjam jam. Berbeda dengan Gopal dan Boboiboy. Mereka sedang berada dikantin, tetapi hanya Gopal yang makan, Boboiboy sibuk membaca satu buku.

Sejarah Oceanapia, entah mengapa ia merasa tertarik dengan sejarahnya. Mana tau ia menemukan titik terang soal kasus [Name].

Sebenarnya tidak banyak yang ia dapatkan. Hanya informasi pada umumnya. Sebatas asal usulnya, jenis-jenisnya dan berbagai informasi yang lainnya.

"Boboiboy!"

Yang dipanggil langsung tersadar. Sepasang matanya melirik kearah temannya yang berada disebelahnya. Gopal mengunyah makanan lalu menelannya.

"Dari tadi kau fokus kali nampaknya, apa yang sedang kau fikirkan tu?" Gopal bertanya.

"Takde hanya saja aku penasaran dengan sejarah Oceanapia" ucap Boboiboy, lalu menutup buku yang ra baca barusan.

"Tumben, bukan karena [Name]?" Gopal lanjut makan. Boboiboy diam sejenak, lalu menangkup pipinya dan mengalihkan pandangannya kearah yang lain.

Gopal melirik kearah temannya karena tidak mendapatkan respon apapun. Ia tebak, bahwa sahabatnya sedang tenggelam didalam lamunannya.

"Betulah tuh, kau sedang fikirkan [Name] kan?"

Boboiboy sedikit terkejut dengan perkataan Gopal. Sebenarnya ia akui kalau dirinya sedang memikirkan gadis itu. Lalu laki-laki bertopi itu menghela nafas, meronggoh sesuatu disaku celananya.

Selembar sapu tangan yang berwarna merah maroon dengan sebuah jaitan berbentuk huruf B berbenang kuning.

"Itu yang kawan kau kasih masa hari jadi kau dulu ke?" Gopal bertanya.

Boboiboy mengangguk. Dirinya masih memandang sapu tangan tersebut. Dirinya ingat betul dengan muka yang dimiliki oleh teman kecilnya itu.

Tetapi, dirinya tidak tau siapa namanya. Karena mereka hanya bertemu sehari dan [Name] tidak menyebutkan namanya sama sekali.

HIRAETH (BOBOIBOY X READER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang