19

939 85 4
                                    

"[NAME]!!"

Dipagi hari yang cerah. Gadis bernama [Name] sudah harus mendengarkan suara jeritan dari seorang laki-laki seumuran dengannya. Yaitu Reza.

Reza berlari kearahnya lalu bersembunyi di belakang tubuhnya. Dirinya sedang dikejar oleh Sarah yang dimana terdapat sebuah tongkat digenggamannya. Oke, ia tidak ingin ikut campur.

"Ini dia Yang Mulia Ratu" ucap [Name] sembari memberikan Reza kepada Sarah. Reza terkejut lalu menatap gadis berkerudung maroon.

"Tidak setia kawan banget!"

"Aku ingin hidup. Selamat tinggal!" ucap sang gadis lalu berlari meninggalkan keduanya. Reza meneriaki nama [Name], lalu sebuah tangan menggenggam bahunya.

Tamat riwayat laki-laki itu.

[Name] tersenyum riang dengan suasana hati yang sangat baik. Kakinya sedikit berlarian disekitaran markas. Tangannya berayun kedepan kebelakang, seperti anak kecil.

Tepat dipertigaan ia menghentikan langkahnya. Suara alarm kecil muncul dibagian pergelangan tangannya. Ia tekan tombol merah tersebut dan memunculkan gambaran hologram ayah angkatnya, Koko Ci.

"Macam mana kau kat sana?" Koko Ci bertanya. [Name] tersenyum riang dan melanjutkan perjalananya dengan langkah yang lebih santai.

"Baik je aku kat sini. Ada Sarah sama Reza"

"Baguslah kalau macam tuh. Kau kena jaga diri, soalnya Gratasu nampaknya tidak akan tinggal diam"

Senyuman gadis itu mulai memudar. Kedua alisnya berkerut, sensi karena mendengar nama musuhnya tersebut. Lalu kembali membentuk senyuman miring dengan posisi kedua alisnya yang masih berkerut.

"Aku akan mengalahkannya"

"Kau tak kan mampu mengalahkannya" jawab Koko Ci membuat [Name] semakin jengkel.

"Aku mampu" [Name] tetap pendiriannya. Koko Ci menghela nafas.

"Dia mengincarmu. Dia akan membuat kau macam Ibumu"

"Aku tau" [Name] berucap pelan. Langkahnya mulai melambat dan berhenti. Ia menggigit bibir bagian dalamnya, kilasan masa lalu kembali mengingatkannya.

Apalagi bagian dirinya melihat Ibunya yang sudah menjadi sebuah boneka dan membunuh Ayahnya didepan matanya sendiri. [Name] menyesal karena dirinya tidak bisa menolong kedua orang tuanya.

Koko Ci menyadari kalau gadis itu sedang sedih. Ia menekan beberapa tombol. "Aku akan datang menjemputmu. Firasat aku macam buruk terkait hal ini"

"Aku boleh menjaga diriku sendi–"

"[Name]"

Koko Ci memotong perkataan gadis itu. [Name] menundukkan pandangannya, menganggukkan kepalanya mengerti dan komunikasi mereka terputus.

Ia kembali menghela nafas. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka disekitarnya, pandangan gadis itu beralih kearah pintu tersebut dan mendapatkan keberadaan Plankybot.

"Kenapa dengan kau nih? Nampak sedih je" tanya PowerSperah tersebut. [Name] menggelengkan kepalanya lalu beralih dengan memeluk robot miliknya dan memutar badannya.

"Komander nak datang buat menjemput aku. Aku tak nakk Plankybot!!!" teriak gadis itu yang selesai memutar badannya. Plankybot dalam keadaan pusing dan memegang kepalanya.

"Aduhhh. Ish! Apalah kau nih, ikut jelah" kata Plankybot setelah melepaskan dirinya.

"Aku tak nak lah. Disini seronok"

HIRAETH (BOBOIBOY X READER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang