23

765 89 6
                                    

"Ck, mereka berhasil bebas!" Grantasu berseru marah. Ia sekarang berada didalam pesawat angkasa miliknya.

Matanya bergerak kearah Roslina yang sedang diperbaiki oleh anak buahnya. Ia merasa marah, tetapi tidak berasung lama ia kembali tertawa jahat. Karena anggotanya mengatakan kalau mereka berhasil melacak keberadaan pesawat angkasa milik mereka.

"Kelajuan penuh!!" Grantasu memberi arahan. Membuat anak bawahnya mengerti lalu melaju cepat kearah lokasi yang dimaksud.

Grantasu tersenyum puas. Ia membalikkan tubuhnya dan bergerak kearah Roslina yang sudah nonaktif untuk diberikan perbaikan. Grantasu memperhatikan tubuh Roslina yang diperbaiki.

"Tambahkan cip tuh" kata Grantasu. Membuat ilmuwan yang memperbaiki Roslina terkejut.

"Tapi Tuan, ini nanti bakalan berdampak negatif"

"Aku tak peduli, masukkan je!" Ilmuwan itu mengangguk. Memasukkan cip kecil didalam tubuh robot Roslina. Cip itu merupakan alat yang berisikan semua data virus untuk memperkuat Roslina secara instan.

Efeknya akan membuat Roslina lebih cepat rusak dan berakhir meledak. Rencana Grantasu adalah membuat [Name] menyaksikan ledakan tersebut didepan matanya.

"Hahahah!!!! Ini akan menjadi lebih seru!!"

"Oh iyaa Tuan, untuk berjaga-jaga saya sudah menyimpan data-data Nyonya Roslina. Jikalau rosak maka kita dapat menciptakan robotnya lagi" kata ilmuwan itu sambil menekan-nekan tombol.

"Bagus! Dan juga, jangan biarkan jiwanya terbang bebas, biarkan terkurung dalam sana"

"Baik Tuan!"

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Diposisi Sarah dan Reza. Mereka sedang menunggu [Name] untuk sadarkan diri. Reza mencoba menghubungi markas, tapi tidak bisa. Membuat, Reza berteriak marah saat itu. Untung saja Sarah datang untuk menenangkan nya, sebelum itu terjadi perkelahian mulut diantara mereka.

Sarah menghela nafas panjang. Ia duduk diatas kursi didekat kasus yang ditidurin oleh [Name]. Reza sedang menyender dibagian dinding ruangan.

Sedangkan diposisi [Name]. Ia sedang berada didunia mimpi, dimana sebelum itu semua terjadi. [Name] kembali menjadi anak kecil.

Ia masih kecil, berusia 1 tahun sedang belajar berjalan bersama kedua orang tuanya. Dimana [Name] dilepaskan oleh Roslina dan membiarkan [Name] terus melangkah dengan terpatah-patah kearah Rizwan sambil membentangkan tangannya.

"Ayok Sayang, kamu pasti bisa!" Rizwan menyemangati [Name]. [Name] menyengir, menampakkan beberapa giginya.

Pluk

[Name] malah terjatuh ketika sudah mencapai setengahnya. Rizwan dan Roslina terdiam, mereka sedikit panik, tiba-tiba [Name] yang mulai bangkit lagi lalu berusaha berjalan lagi.

"Hwaa!!" [Name] terjatuh kedalam pelukan Rizwan. Rizwan terdiam lalu berteriak kagum kearah putrinya.

Lantas Rizwan menggendong [Name] dan mengangkatnya keatas, memutar tubuhnya. [Name] berseru riang seperti terbang diatas langit.

"Roslina! Lihat! Putri kita bisa jalan!!" Rizwan mengatakannya sambil berlinang air mata.

Roslina tertawa, menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan tingkah suaminya itu. Roslina berjalan mendekat kearah suaminnya lalu memberikan kecupan dibagian pipinya, lalu memberikan beberapa kecupan diwajah putrinya.

"Kami bangga padamu [Name]"

[Name] memerjapkan matanya beberapa kali, lalu tertawa sambil mengarahkan kedua tangannya kearah Roslina. Roslina mengambil tubuh putribya dari gendongan Rizwan.

HIRAETH (BOBOIBOY X READER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang