Palarae

302 24 2
                                    

"Sorry ya guys, kita terlambat, soalnya tadi waktu ambil mobil Sherly mau ganti baju dulu sekalian dan tau sendirikan kalau cewek kalau pilih baju gimana" Kata Tito yang yang beralasan.

"Hello, Timothy Novanto. kok gue, kan kamu tuh tadi kebelet pup dan mau pup dulu" Timpal Sherly

"Apaan sih beb" Kata Tito malu.

"Hahaha ga apa-apa bro, santai kita juga baru sampe" kata Sammy dengan senyumnya yang hangat.

"Gak... gak... gak ada kata santai, lu lama banget si To. lu yang ngebet jalan lu yang lelet" sahut Kana ngedumel

"Yaelah Na, gue kan dapet panggilan alam jadi mesti dahulukan itu dong" Jawab Tito mengelak.

"Udah-udah ayo kita nonton buruuuu show time-nya udah deket ni" timpaku.

Kami berlima langsung menuju counter tiket untuk memesan tiket film yang ingin kami tonton.

Tito Sherly mengantre untuk memesan tiket, Aku, Kana dan Sammy mengantre untuk membeli minum dan makanan untuk kami bawa ke teater.

"Tumben ya rame banget bioskop jam segini" ujar Sammy

"Iya ya rame banget" Kana membenarkan

"Mungkin lagi ada acara" Jawabku singkat.



Kamipun selesai membeli semua yang kami butuhkan.

"Guys, ni tiketnya ntar duduknya kek biasa dari pojok dalem Gue, Sherly, Val, Kana terus Sammy" kata Tito sambil nunjukin tiketnya.

"Dih, apaan aku ditengah-tengah" ujarku misuh.

"Gak apa-apa dong val, kamu kan disini jadi anak kami" Ledek Sherly

"Sialan" jawabku singkat

Tito, Kana dan Sammy tertawa membenarkan.

"Guys, kalian duluan ya, aku mau ke depan dulu bentar ya" ujarku

"oke, tapi kita masuk duluan yak" ujar Tito

"Wokeee" jawabku.

Akupun berjalan ke depan dengan santai untuk membeli snack tambahan.

Saat aku berjalan tiba-tiba ada pria tinggi dengan stelan jas lengkap berjalan terburu-buru dan menabrakku sampai aku terduduk ke lantai.

Saat aku berjalan tiba-tiba ada pria tinggi dengan stelan jas lengkap berjalan terburu-buru dan menabrakku sampai aku terduduk ke lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aw..." keluhku

"Gosh! I-i'm sorry, are you okay?" ujarnya dengan suara khawatir

"Iya gak apa-apa kok" jawabku.

"Sirius you okay? ayo duduk dulu"

Pria tinggi bersetelan jas lengkap dengan rambutnya yang bagus itu berbicara dengan logat melayu dan masih dengan suara khawatir.

"Saya gak apa-apa kok, beneran" Jawabku lagi sambil berdiri

"Come on, sit down first, I insisted" timpanya dengan nada khawatir.

"Oke...oke..." Jawabku

"Mari, this way" ajaknya sambil mengarahkanku ke lounge bioskop yang saat itu dibuat private karna ada acara.

Akupun duduk di tempat yang dia persilahkan.

"Coffee, tea or someting else?" tanyanya dengan nada lembut dan senyum.

"Tea" jawabku sambil membalas senyumnya.

"Alright, tunggu" balasnya.

Pria itu pun pergi untuk memesan teh untukku. aku memperhatikannya dengan seksama dan lalu dia kembali duduk di hadapanku.

"I'm so sorry ya, i really-really didnt see you" ujarnya.

"It's okay, it's not a big problem anyway." jawabku sambil terseyum salah tingkah.

Bagaimana aku tidak salah tingkah ini cuma tabrakan biasa dan dia meminta maaf padaku sampai seperti ini. He's such a gentleman.

"to be honest I want to thank you" ucapnya sambil menyeruput kopi yang baru saja datang.

"For what?" Jawabku bingung sambil menggaruk kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"For what?" Jawabku bingung sambil menggaruk kepala.

"because you agreed to come here with me" Sambil tersenyum.

"Hah??"

"Maksud saya, saya terima kasih sebab kamu, saya bisa lari dari bincang-bincang dengan media. I'm too lazy to do that" Jawabnya menjelaskan sambil tertawa.

Aku terdiam lalu tersenyum kecil karna bingung harus menjawab apa. yang ku pikirkan saat ini adalah saat ini aku duduk berdua dengan pria tinggi dan tampan yang memiliki rambut yang bagus dan umurnya mungkin hanya berbeda beberapa tahun dengan Papaku.

"Anyway, nama kamu siapa?" tanyanya padaku.

"Val.. Valerie"

"Saya Bront" balasnya lagi-lagi dengan senyumnya yang menawan itu.

"Maaf ya kalau Bahasa saya aneh karna saya enggak lancar bahasa Indonesia" Tambahnya lagi.

"Oh, okay Mister Bront i-"

Belum selesai aku menjawab dia langsung memotong ucapanku

"Bront, just call me Bront" senyumnya tegas.

"Okay Bront" jawabku mengiyakan.

"Good girl"

Sial... kenapa dia bilang good girl, kenapa aku jadi salah tingkah begini dia terlalu charming.

"Valerie are you really okay? your face turns red" Tanyanya lagi.

Mendengar ucapan Bront aku langsung membuka kamera ponselku dan ternyata wajahku memerah. astaga aku benar-benar malu.

Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan •  Bront Palarae•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang