Stranger

97 10 1
                                    

"Yang bener val?"

Aku mengangguk, membenarkan tentang alasanku batal ke Medan untuk menghadiri pernikahan kakakku, karna kakakku mendapati calon istrinya ketahuan bermesraan dengan lelaki lain di mall.

"Ya ampun kasian bener abang lo" ucap Kana merasa iba dengan kejadian yang menimpa kakakku.

"Yah mau gimana lagi, namanya juga udah takdir" balasku.

"Kalau gue jadi abang lo juga bakal ogah sih ngelanjutin, bibit-bibit tukang selingkuh mending jauhin" tambah Tito sambil asik dengan keyboardnya menyelesaikan pekerjaannya namun tidak ingin ketinggalan.

Saat kami sedang asik saling bercerita tiba-tiba pak Jeffrey melewati kami

"Morning pak" ujar Kana menyapa diikuti dengan Tito yang juga ikut menyapa dan aku menyapanya dengan menundukkan dan menaikkan kepalaku.

"Oh hey guys, morning, mmm anyway saya ada urusan sama Pak Viktor" ujar Pak Jeffrey sambil menunjuk pintu ruangan Pak Viktor yang berada di dekat ruangan kami.

"Oh hey guys, morning, mmm anyway saya ada urusan sama Pak Viktor" ujar Pak Jeffrey sambil menunjuk pintu ruangan Pak Viktor yang berada di dekat ruangan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pak Viktor ada di dalam pak" balas Tito. Kemudian Pak Jeffrey membalas Tito dengan senyum dan langsung menuju ruangan Pak Viktor.

"Tumben pak Morgan ga pernah caper kesini lagi, biasanya sok ngide sampe neraktir kita risol, bahkan sekarang negur aja kayak buat formalitas aja, gak kayak kemarin-kemaren sampe bercandaan ama kita" ujar Kana melihat perubahan sikap Pak Jeffrey akhir-akhir ini.

"Mungkin doi dah nyerah ama val" celetuk Tito yang pandangannya masih terfokus pada layar monitor komputernya.

Kana menengok ke arahku dengan ekspresi wajah seakan bertanya padaku, Aku hanya mengangkat kedua bahuku mengisyaratkan tak tahu.

Aku juga sadar setelah kejadian waktu itu aku dan Pak Jeffrey sudah tidak banyak berkomunikasi, kami hanya bertukar sapa biasa saat kami bertemu di kantor layaknya hubungan karyawan dan atasan.

Tetapi, di balik itu semua, ada rasa penasaran dan kebingungan yang terus mengganggu pikiranku. Apa Pak Jeffrey memang sedingin ini?

"Val...val...ngapain? Bengong aja" ujar Kana yang menyenggol tubuhku.

"E-eh gak apa-apa cuma mikirin file laporan bulan lalu mana ya" ujarku beralasan.

"Alah palingan mikirin sikap Pak Morgan yang berubah, ya gak?" celetuk Tito usil.

"Atau jangan-jangan Pak Morgan dah tau lo pacaran ama Pak Bront?" Tambah Kana.

"Ya udah biarin kalau doi udah tau, tau atau nyerah, bagus lagi" balasku sambil berkutat pada komputerku.



Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan •  Bront Palarae•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang