Setelah makan siang bersama yang menyenangkan, Aku dan Pak Bront memutuskan memulai kencan kami dengan menonton film di bioskop terdekat. Kami berjalan bergandengan tangan, tawa kami bergema di jalanan saat kami berdebat tentang film mana yang akan kami tonton.
"Saya denger film komedi romantis baru ini lucu," ujarku dengan mata berbinar penuh kegembiraan.
Pak Bront mengangguk. "Sounds perfect to me. I could use a good laugh"
Kami membeli tiket dan duduk di kursi masing-masing, popcorn di tangan, siap menikmati film. Ketika lampu diredupkan dan film dimulai, kami mendapati diri kami tertarik ke dalam cerita, menertawakan dialog yang jenaka dan bersorak untuk karakter-karakter unik tersebut.
Di tengah-tengah film, Pak Bront tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik ke arahku, memandangiku dengan senyum setiap kali ku tertawa. Dia mencondongkan tubuh mendekatiku, dan berbisik di telingaku, "You know, you have the most beautiful laugh."
Mendengar ucapan Pak Bront membuat jantungku berdegup kencang dan tersipu.
"You're just saying that because you want to impress me." ujarku dengan ekspresi biasa yang ku tahan.
Pak Bront menyeringai, tatapannya melembut. "Maybe. Or maybe I just love seeing you happy."
Momen kami disela oleh adegan lucu yang terpampang di layar, dan kami berdua tertawa terbahak-bahak, dan kemudian aku bersandar di bahu Pak Bront, Pak Bront mengusap rambutku dengan lembut dan mencium lembut keningku.
Aku memandang wajah Pak Bront terpampang dari raut wajahnya seperti dia tidak ingin saat-saat seperti ini cepat berakhir.
Saat kredit bergulir dan lampu kembali menyala, kami keluar dari bioskop dan berjalan-jalan mengitari mall dan berbelanja beberapa barang yang kami butuhkan.
Tak lama kemudian kami masuk kedalam mobil dan aku menoleh ke Pak Bront "Jadi, agenda selanjutnya apa, Mr. Romantic?"
Pak Bront terkekeh, suaranya yang dalam membuatku bergetar. "You will see," jawab Pak Bront misterius, dengan matanya berbinar.
Aku mengangkat alisku, penasaran dengan apa yang Pak Bront rencanakan. Kami meluncur ke jalanan kota yang ramai, diiringi oleh alunan musik dari media player mobil yang membuat suasana semakin hangat.
"Sudah dekat tujuan kita, jadi kira-kira tiga menit lagi kita sampai," ujar Pak Bront sambil tersenyum misterius.
Aku mencoba menebak-nebak didalam hati apa yang akan terjadi. Mungkin Pak Bront akan membawaku ke restoran mewah atau tempat romantis lainnya.
Aku selalu tahu Bront selalu punya kejutan yang tak terduga.
Setelah beberapa menit, mobil berhenti di depan sebuah gedung tua yang terlihat kurang terawat. Aku memandang Pak Bront dengan tatapan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan • Bront Palarae•
RomanceDi tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga. Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...