Sudah hampir jam 6 sore aku berada di kamar kostku menunggu dengan cemas kedatangan Pak Bront.
Aku mengenakan gaun cocktail hitam yang cantik dengan sepatu hak tinggi hitam yang serasi dengan rambutku.
Aku yakin aku terlihat luar biasa, tapi tetap khawatir apakah Pak Bront menyukainya.
Ketukan di pintu mengagetkanku dan aku bergegas membukanya secepat mungkin, aku lupa bahwa aku sedang menggunakan heels yang menyebabkanku hampir terjatuh saat berlari.
"Ah, Bapak udah sampai?" tanyaku yang mendapati Pak Bront ada di depan pintu.
Pak Bront hanya diam sambil memandangiku.
"Pak..? Pakaian saya gak bagus ya? saya bisa ganti kok" ujarku sedikit khawatir.
"No, no, val, you're amazing!" ucapnya dengan takjub.
Aku hanya terdiam tersipu malu.
"Anyway, are you ready to head out?" tambah Pak Bront sambil mengulurkan tangannya untuk meraih tanganku untuk mengajakku pergi
"Sure..." jawabku sambil menerima tangan Pak Bront dan tersenyum hangat.
Kamipun pergi ke bioskop tempat premier film diadakan, selama di perjalanan kami membicara banyak tentang film yang akan kami saksikan di gala premiere.
Kurang lebih 20 menit kami sampai dia salah satu bioskop tempat Gala Premiere diadakan.
"We're here!" ujar Pak Bront setelah memarkir mobilnya di tempat parkir sebelah teater. kemudian dia membantuku keluar dari mobil dan meraih tangannya saat dia membawaku ke teater.
Saat kami memasuki teater, aku melihat tangan Pak Bront memegang tanganku. Telapak tangan kami bersentuhan dan aku merasakan kupu-kupu bertebrangan di perutku.
Aku mendongak ke arah Pak Bront dengan senyum malu-malu dan menggenggam tangannya dengan lembut
"Thank you so much for bringing me here. I can't wait to see the movie! The premiere is going to be amazing." ucapku dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan • Bront Palarae•
RomantizmDi tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga. Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...