"want a cup of coffee?" tawar Anthony asistenku. setelah hari yang panjang kami lalui di kantor
"Nah, thanks Toni, I'll make it myself" balasku sambil tersennyum padanya.
Aku membuka ponselku mendapatkan panggilan Video dari Kana dan yang sedang sibuk memilih gaun mana yang cocok untuk dikenakannya di hari pernikannya yang akan di adakan dua bulan lagi dan panggilan video kami juga terhubung dengan Tito.
Selama dua tahun ini aku bekerja di perusahaan milik tanteku di Jerman. Pekerjaan baruku sekarang membawa banyak tantangan dan kesempatan untuk berkembang. yah paling tidak aku sekarang bekerja di posisi yang sama dengan apa yang ku pelajari saat berkuliah.
Selama tinggal di Jerman, aku juga bertemu dengan banyak orang baru, termasuk beberapa pria yang dikenalkan oleh tanteku. Salah satu dari mereka adalah Viktor.
Viktor adalah pria yang tampan dan baik hati. Kami berpacaran cukup lama, awalnya aku berharap hubungan kami akan membantuku melupakan Pak Bront dan Pak Jeffrey. Namun, meskipun Viktor memberikan perhatian dan cinta, aku merasa ada sesuatu yang hilang dalam hubungan kami.
Akhirnya, aku dan Viktor memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Kami berdua menyadari bahwa hubungan kami tidak berjalan dengan baik, dan lebih baik kami berpisah sebagai teman. Aku merasa lega karena Viktor juga memahami keputusanku.
Banyak yang terjadi selama aku di Jerman. Kana dan Tito tetap menjaga komunikasi denganku, mengabari tentang kehidupan mereka di Jakarta. Salah satu kabar mengejutkan datang dari Kana, yang memberitahuku bahwa Sam berselingkuh dengan Sherly di belakang Kana dan Tito.
Berselingkuh pada pasangan sahabat aku tidak bisa membayangkan betapa hancurnya hati Kana dan Tito ketika mengetahui hal itu. Tapi, di tengah segala kekacauan, ada kabar baik juga atau bisa ku sebut sebagai plot twist. Kana dan Tito akhirnya memutuskan untuk menikah. Mereka telah melalui banyak hal bersama, dan sekarang mereka siap untuk memulai babak baru dalam hidup mereka sebagai pasangan suami istri.
Mereka akan menikah bulan depan, dan tentu saja, aku akan menghadiri pernikahan sahabat tersayangku.
Selain mendapat kabar tentang rencana pernikahan Tito dan Kana, mereka juga beberapa kali memberitahuku bahwa Pak Jeffrey beberapa kali pergi ke Jerman dan berada di tempat yang jaraknya hanya dua jam dari tempat tinggalku. Tito bahkan pernah bertanya apa aku pernah bertemu dengan Pak Jeffrey selama di Jerman.
"Gimana Val?" tanya Kana memutar menunjukkan gaun yang dia kenakan.
"Wow, cantik banget Na"
"Masa sih? Tapi bagusan yang ini kan?" Balasnya menunjuk gaun lainnya.
"Serah ah, ngapaiin nanyaiin pendapatku, kalau kamu suka yang lain" seruku.
"Ish habisnya kan lo gak ada disini takutnya ga sesuai ama yang lo liat, tapi lo seriusan dateng kan?" ujar Kana memastikan dengan sedikit nada memaksa.
"Iyaaa bawel, dateng kok tenang aja, yang penting selama pengeluaran ku di jakarta kalian yang urus ya" balasku menggoda.
"Iya tenang aja nanti kita sewain Oyo buat lo" ujar Tito sambil tertawa.
"Idih oyo" balasju dengan wajah sinis.
"Eh Val, lo ga pernah apa ketemu Pak Jeffrey di sana? Tito bilang dia beberapa kali ke Jerman, lho," ujar Kana.
Aku terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan itu. "Nope, aku belum pernah ketemu sama beliau," jawabku pelan. "Mungkin dia lagi sibuk sama urusan pekerjaan."
"Padahal jaraknya gak terlalu jauh dari tempat lo, ya? Kalau ketemu, bisa ngobrol-ngobrol," kata Tito dengan nada bercanda.
"Tapi kalaupun ketemu, pasti canggung," kataku sambil tertawa kecil, mencoba mengalihkan topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan • Bront Palarae•
RomanceDi tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga. Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...