Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga.
Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...
Seminggu berlalu akhirnya tibalah hari dimana pesta Pak Bront di adakan.
Aku bersiap-siap untuk pergi ke pesta yang diadakan oleh Pak Bront. Aku memilih gaun hitam dengan potongan yang sederhana namun anggun. Aku ingin terlihat cantik namun tetap sopan untuk malam ini.
Ketika aku selesai berdandan dan mengatur rambut, aku melihat diriku di cermin dengan senyum kecil. Aku merasa siap untuk malam ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku keluar dari kamarku untuk menemui Kana dan Tito karna kami akan pergi ke rumah Pak Bront bersama.
"Wow, Valerie cantik banget" ujar Sherly yang sudah ada di ruang tamu Kostku.
"Yaiyalah harus cantik, kan pacarnnya doi yang punya acara, tapi tetep cantikan kamu sih beb" celetuk Tito.
"Halah, kamu emang paling bisa gombal" ujar Sherly memukul Tito "Hey, Sam" tambah Sherly yang melihat Sam datang
"Hey, Ser. udah ready semua?" tanya Sam
"Kita sih udah, kanjeng putri Kana belum beres" balas Tito.
"Apaan sih gue udah beres kali" ujar Kana yang mendekati kami.
"By the way, ni pesta apa sih Val" tanya Sherly padaku.
"Aku juga gatau ser, sampai sekarang dia ga ngomong ini pesta apa." balasku.
"Dah ah kelamaan ntar makanannya pada abis" sahut Tito sambil menggandeng tangan Sherly menuju keluar.
Aku, Kana dan Sam mengikuti dari belakang dan menaiki mobil Tito menuju ke kediaman Pak Bront. Ketika kami tiba di kediaman Pak Bront, suasana pesta sudah mulai meriah. Lampu-lampu yang lembut menerangi suasana yang dipenuhi dengan tawa dan obrolan para tamu. Aroma makanan yang lezat dan musik yang mengalun membuat suasana semakin menggairahkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pak Bront menyambutku dengan senyum lebar. "You look gorgeous, my lady," katanya sambil memandangku penuh kagum.
"I try my best," balasku sambil tersenyum.
Kami berdua kemudian bergabung dengan tamu lainnya dan Pak Bront mengenalkan aku pada sahabat dan teman-teman dekatnya yang datang ke pesta. Aku melihat Clara dan Pak Jeffrey juga sudah ada di sana, mereka tampak begitu elegan dan menikmati pesta ini.
