Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, Sinar mentari yang lembut menyapanya melalui jendela kamar, membuatku terbangun dari tidurku.
Aku teringat hari ini aku akan kencan dengan Pak Bront dan sebelum aku pergi kencan, aku berencana untuk sarapan bersama Kana dan Tito karna kalau di ingat-ingat sudah lama sekali kami tidak pernah sarapan bersama di kost bersama Kana dan Tito semenjak Pak Bront sering menjemputku untuk mengantarku ke kantor.
Aku bangkit dari tempat tidurku dan melangkah ke kamar mandi dengan langkah ringan, siap menyambut kesegaran pagi. Air hangat menyentuh kulitku, menyegarkan tubuhku setelah tidur semalaman.
Setelah selesai mandi aku bersiap mengenakan kaos band dan celana levis favoritku.
Aku membuka pintu dan mendapati Kana yang sudah bangun dan sedang duduk di meja makan dengan rambut berantakan dan terfokus pada layar laptopnya sambil meminum kopi.
"Morning paduka, tumben udah bangun?" Seruku pada Kana.
"Siapa yang udah bangun?! Gue gak ada tidur!" balas Kana dengan kantung matanya yang sedikit hitam.
"Oh my, kenapa kamu gak tidur?" tanyaku.
"Gue harus benerin data finance yang dikerjaiin Didi, Bu Indah perlu datanya"
"Emang kenapa harus di benerin" tanyaku pada Kana.
Kana menghentikan jarinya dan membalikkan wajahnya ke arahku
"Peace, paduka. Saya pamit keluar ya" ujarku pamit pada Kana.
Aku meninggalkan Kana berjalan melewati lorong kost untuk keluar dengan langkah ringan, bersemangat menuju pasar terdekat.
Udara pagi yang segar menyegarkan wajahku saat aku melangkah melalui jalan-jalan kecil di sekitar lingkungan kostku, Dengan tas selempang yang nyaman di pundakku.
Kurang lebih setelah 10 menit berjalan aku sampai di Pasar, aku berkeliling menikmati suasana pasar yang ramai serta senyuman ramah para pedagang yang menawarkan dagangan mereka padaku.
"Kue mbak?" ujar seorang wanita lansia yang menawarkan kue-kue dagangannya.
"Ada kue apa aja bu?"
"Ada donat, klepon, bingka, cucur, sama kue lapis mbak yu" ujar ibu itu menunjukkan kue-kue yang ada didalam keranjangnya.
Aku melihat kedalam keranjangnya dan tergiur dengan klepon yang ada didalam keranjang.
"Saya mau kleponnya 4 mika ya bu, cucur, bingka sama donatnya masing-masing 5 ya bu" pintaku pada ibu itu.
Ibu itu dengan semangat memasukkan kue-kue pesananku ke dalam plastik dan menyerahkan semuanya padaku dan aku menyerahkan selembar uang 50ribu.
"Terima kasih ya bu" ucapku dengan senyum dan meninggalkan ibu itu.
"Angsulnya mbak?" Seru ibu itu memanggilku.
"Simpan aja bu" balasku.
"Suwun cah ayu" ujar ibu itu dengan senyum yang cerah.
Aku membalas senyumnya dan pergi menyusuri pasar membeli bahan-bahan dapur yang ku perlukan untuk membuat hidangan yang akan ku santap dengan sahabatku.
•
•
•
"Lo dari mana val? Pulang-pulang banyak bawa plastik" tanya Tito yang ternyata sudah ada di kost setelah sebelumnya ku hubungi untuk datang dan menemani Kana yang masih fokus pada layar laptopnya."Dari pasar, nih makan dulu" ucapku sambil mengeluarkan kue yang tadi kubeli.
"Widih repot-repot" ucap Tito mengambil donat yang ada di plastik dan memasukkan donat ke dalam mulutnya dan Kana masih memfokuskan pandangannya pada layar Laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan • Bront Palarae•
RomanceDi tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga. Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...