Wonderwall 1.3

167 16 0
                                    

"Valerie, are you okay"

Suara itu datang dari Pria yang baru saja turun dari mobil yang menghampiri kami tadi.

Ternyata itu suara Pak Bront. Pak Bront yang melihatku menangis berteriak pada Pak Jeffrey

"Hey you, step back from this girl!" sambil memasangkan Jas yang dia kenakan ke tubuhku.

"Who the fuck are you?!" ucap Pak Jeffrey.

"Doesn't matter who i am, the matter is, what you did to this girl?!" ujar Pak Bront pada Pak Jeffrey.

Tanpa memperdulikan ucapan Pak Bront, Pak Jeffrey masih mencoba berbicara denganku sambil menyentuh wajahku.

"Val, i can explain, please stay" ujar Pak Jeffrey.

"I said back off fucker!" ujar Pak Bront sambil meninju wajah Pak Jeffrey.

"If you keep touch this girl I will report you to police" tambah Pak Bront memperingati Pak Jeffrey.

Lalu Pak Bront membawaku masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Pak Jeffrey.



"Kamu udah gak apa-apa?" ucap Pak Bront sambil menatap wajahku.

Aku masih menangis tersedu-sedu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih menangis tersedu-sedu.

"Come here" ucap Pak Bront sambil memelukku yang basah diguyur hujan.

"Its okay not to be okay, nangis aja sepuasnya, kalau kamu sudah siap cerita saya bakal dengarin semua cerita kamu" ujar Pak Bront sambil mengusap rambutku.

"Dimana alamat rumah kamu? biar saya antar, kamu basah banget, kamu bisa demam." ujar Pak Bront.

"A-ala-mat huhu... ru-rumah sa-saya di XXX" ujarku sambil menangis tersedu-sedu.

"Okay we're heading there now"

Pak Bront mengarahkan mobilnya ke arah kostku, dia menyetir mobilnya sambil menggam tanganku tanpa henti.

Dan sekitar 10 menit kami sampai di Kostku, begitu sampai di Kostku Pak Bront langsung membukakan pintu mobilnya untukku dan menuntunku masuk ke dalam gedung kostku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sekitar 10 menit kami sampai di Kostku, begitu sampai di Kostku Pak Bront langsung membukakan pintu mobilnya untukku dan menuntunku masuk ke dalam gedung kostku.

"M-makasih ya P-pak" ujarku.

"Take it easy, jangan nangis lagi ya" ujar Pak Bront tersenyum sambil mengusap rambutku dengan lembut.

Aku mengangguk.

Akupun pergi menuju kamarku dan membersihkan tubuhku, tanpa sadar masih menggunakan pakain Pak Jeffrey dan juga mengenakan Jas Pak Bront.

Setelah aku membersihkan tubuhku aku mengecek ponselku ada beberapa pesan dari Kana yang mengatakan akan pulang malam ini karna ibunya sudah tidak apa-apa, Tito yang menanyaiku ingin makan malam apa, dan 18 panggilan tak terjawab dari Pak Jeffrey dan beberapa pesan darinya yang tak ku baca ku hapus dan blokir begitu saja.

*Ting!*

Pak Bront

Valerie, I left you some medicine and food at your door. Jangan lupa di makan, kalau ada rasa demam atau flu langsung minum obat okay.

Jangan nangis lagi, kalau ada perlu, feel free to call me everytime. 😉

Terima kasih ya Pak.


Pastikan kamu makan ya

I will.

Good Girl 👍

Aku berbaring di tempat tidurku sambil merasakan rasa yang sesak ini. Karna kejadian malam ini aku baru menyadari selama ini aku menaruh perasaan pada Pak Jeffrey.

Namun apa daya ternyata selama ini aku menaruh perasaan pada pria yang sudah memiliki istri dan anak apa aku pantas di sebut manusia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun apa daya ternyata selama ini aku menaruh perasaan pada pria yang sudah memiliki istri dan anak apa aku pantas di sebut manusia?

Kejadian hari ini benar-benar menjadi sakit hatiku yang terdalam, masalahnya selama ini aku tidak pernah jatuh cinta terlebih dahulu, bahkan sejujurnya aku tidak pernah merasa nyaman pada mantan-mantanku yang terdahulu.

Saat ini aku rasa aku seperti ingin menghilang dari dunia. seandainya waktu bisa diputar aku ingin kembali di saat awal pertama kali bertemu, aku ingin membiarkannya pergi saat dia ingin pergi karna dia pikir dia menggangguku.

Malam ini hatiku hancur, dan benar-benar sesak dipenuhi rasa sesal yang sangat mendalam.

Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan •  Bront Palarae•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang