Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga.
Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...
Ku awali pagiku dengan menyeduh Teh kesukaanku, meminun teh di pagi hari adalah kebiasaan pagiku, entah rasanya seperti membuatku lebih rileks.
Seperti biasa hari-hari berganti seperti yang sudah-sudah tidak ada yang berubah selain jumlah watchlist filmku yang bertambah.
Hari ini aku memutuskan untuk berangkat ke kantor lebih awal menggunakan kereta.
Aku menghabiskan tehku dan tiba-tiba Kana keluar dari kamarnya dan mendatangiku.
"Widih mau kemana pagi-pagi banget?" tanya Kana.
"Ya ngantor lah Paduka" jawabku
"Ini masih pagi buta sayyyy, ngapaiin berangkat pagi bener, mau ngapaiin si, ga barengan aja? ntar Sammy jemput loh, bareng gue sama Sammy aja ntar" tanya Kana sambil mengucek matanya.
"Ummm, ada file kantor yang mau aku beresin" Jawabku alasan.
"Lu udah sarapan?" tanya Kana lagi.
"Gak sempet Na, kamu makan Roti tawar aja ya, aku udah siapin tu sama Susu Panas" Jawabku sambil bergegas pergi sambil bertujuan menghindari banyak pertanyaan Kana.
"Eh gila! lu kenapa sih sampe skip sarapan!" teriak Kana dari ruang makan.
"Bye Kanjeng Ratu!" pamitku tanpa menjawab pertayaan Kana.
Dan akupun pergi meninggalkan Kost.
Entah beberapa minggu terakhir pergi ke kantor menjadi hal yang menyenangkan untukku mungkin karna aku merasakan suasana baru setelah kepindahan Pak Jeffrey atau mungkin Pak Jeffrey yang menjadi alasanku sesenang ini? entahlah.
• • •
Sesampai aku di gedung kantor tiba-tiba seseorang pria datang menghampiriku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"You're Valerie right? and kita pernah jumpa kan sebelumnya" ucap pria itu padaku.
"Hah?" kekehku heran.
"Its me, Bront" jawabnya.
Aku terdiam sambil memandangnya.
"i'm the guy who bumped into you at the cinema few weeks ago" tambahnya lagi.
"Oh iya, saya inget, kok bisa bapak disini?" tanyaku heran.
"Kejap, bisa gak kita pindah tempat? kamu udah sarapan?" tanyanya padaku
"Ummm ud- *kryukkk" perutku berbunyi.
Seketika Bront terkejut kecil dan lalu diikuti tawa kecil.
Wajahku memerah karna malu. karna selama ini aku memang tidak pernah melewatkan sarapan.
