Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, di mana perbedaan budaya dan impian menyala di setiap sudut jalanan, terbentang kisah cinta yang tak terduga.
Valerie Guntara, pekerja kantoran berusia 25 tahun di perusahaan Jeffrey. Hari-harinya diwarnai oleh i...
Suasana sore di tepi pantai terasa hangat dan menyenangkan, para karyawan perusahaan berkumpul di acara gathering tahunan, yang acaranya akan diselenggarakan dengan berbagai aktivitas permainan dan hiburan.
Aku berjalan di antara kerumunan dengan senyuman, menghirup udara pantai sambil menikmati suasana pantai.
Aku segera melihat Sam, Kana dan Tito yang melambaikan tangan, mengundangku yang baru datang untuk gabung bersama mereka.
"Vale, sini!" seru Kana, matanya berbinar penuh semangat.
Aku tersenyum dan mendekat, "Kita pasang tenda disini??" ujarku pada mereka.
Tito mengangguk. "Iya sini aja ga terlalu jauh dari area acara sama ga begitu nempel banget sama tenda lain." Ujar Tito sambil mengeluarkan alat-alat kemah yang sudah di sediakan oleh pihak panitia.
Saat kami berbincang tentang apa saja yang akan kami lakukan pada kegiatan hari ini, Aku merasakan tatapan yang familier dari kejauhan.
Aku melirik dan melihat Pak Jeffrey, berdiri di sudut area acara tampak berbicara dengan beberapa rekan kerja. Meskipun berusaha bersikap biasa, matanya tetap sering tertuju padaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kana yang jeli segera menangkap. "Val, lo lihat kan? Pak Morgan masih terus merhatiin lo tapi depan lo sok cuek"
Aku menghela napas pelan. "Sejak doi tahu hubunganku ama Pak Bront, dia langsung usaha jaga jarak kok"
"Mungkin beliau nyoba ngehormatin hubungan lo kali. Sulit sih kalau hari-hari ketemu di kantor" tambah Tito.
Acara dimulai dengan sambutan dari Pak Jeffrey dan beberapa kepala seksi perusahaan. Aku memperhatikan Pak Jeffrey yang sedang berbicara didepan penampilannya malam ini sama persis seperti penampilannya saat pertama kali kami bertemu saat dia berkenalan ke departemenku dan mendapatiku tertidur disaat jam kantor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kemudian sesi acara berlanjut dengan berbagai permainan dan aktivitas. Aku berusaha menikmati setiap momen, tertawa bersama Kana dan Tito rekan karyawan lainnya. Namun, aku tetap bisa merasakan tatapan Pak Jeffrey, meskipun sekarang lebih tersembunyi dan hati-hati.
