Apricity

112 14 0
                                    

Aku bangun pagi seperti biasa dan langsung bersiap untuk pergi ke kantor, aku mengenakan riasan biasa dan pakaian casual untuk berangkat ke kantor.

Pagi ini aku berencana untuk menghubungi Tito untuk bergabung sarapan bersamaku dan Kana. karna sudah lama sekali kami tidak sarapan bersama.

Saat aku membuka pintu kamarku terdengar suara yang sangat familiar datang dari kamarku.

"Good morning, my lady"

Aku terkejut ternyata Pak Bront sudah menunggu di depan pintu kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terkejut ternyata Pak Bront sudah menunggu di depan pintu kamarku.

"Oh hi, kok ga bilang-bilang pagi ini mau kesini?" ujarku.

"Its surprise, haha" ujar Pak Bront sambil tertawa kecil.

"Astaga saya kaget banget loh" ujarku bercanda.

"You look gorgeous" puji Pak Bront padaku.

"T-thank you" balasku sambil tersenyum malu.

"Actually, I want to pick you up for breakfast and take you to your office. and there's something I want to talk ab-"

"Aduh...aduh love birds pagi-pagi udah mesra-mesra aja"

belum selesai Pak Bront menyelesaikan kalimatnya Kana keluar dari kamarnya dan meledek kami.

"Hello, Kana" ujar Pak Bront dengan suara lembut dan senyum menawannya.

"Halo juga Pak" balas Kana.

"Kebetulan kami mau sarapan, you want to join with us?" ujar Pak Bront pada Kana.

"Wih sarapan, saya ikut dong!" ujar Tito yang datang dari lorong kostku.

"Dih, lo ga di ajak" ujar Kana sini pada Tito.

"Yeeee! gue kan nawarin diri ke Pak Bront kok lu yang sensi" balas Tito pada Kana.

"Ih apaan sih kalian ribut, udah-udah gaada yang di ajak" ujarku menghentikan Tito dan Kana.

"No, it's okay. come on. semua bisa ikut" ujar Pak Bront dengan senyum wajah menawannya.

"Asikkk" ujar Tito.

"Ga usah malu-maluiin to" ujar Kana.

"Apaan sih lo sewot aja pagi-pagi" balas Tito.

Aku dan Pak Bront tertawa melihat kedua sahabatku berdebat. lalu kamipun pergi ke salah satu restoran untuk sarapan.

Saat kami semua sampai di restoran dan duduk di tempat duduk masing-masing pelayan datang pada kami dan menanyakan pesana kami.

"English Breakfast and orange juice" ujar Kana.

"Waffle with butter and Hot Americano" ujar Tito.

"Sandwich and hot Jasmine tea" ujarku.

Kemudia Pak Bront memesan Sandwitch yang sama denganku dan segelas Espresso.

Kemudian Pelayan pergi untuk menyiapkan pesanan kami dan tak lama datang membawakan pesanan kami.

Kami semua menikmati makanan kami dan saling berbincang dan tertawa.

Tiba-tiba aku teringat sejak tadi malam sepertinya ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Pak Bront tapi selalu gagal di ucapkan.

"Is there something you want to talk to me?" ujarku pada Pak Bront.

"Yes." ujar Pak Bront.

"What is it?" ujarku heran. begitu juga dengan Tito dan Kana yang memperhatikan kami.

"Kami bisa pergi kok kalau kalian butuh waktu berdua" ujar Kana sambil menepuk bahu Tito untuk mengajaknya beranjak dari meja kami.

"No, you guys no need to leave this table. actually, I should fly back to Malaysia today." ujar Pak Bront.

"Jangan bilang...." ucapku dengan sedikit panik dan gelisah.

"Apaan val?" ujar Tito.

"Jangan bilang selama ini bapak juga punya istri dan anak di Malaysia dan istri sama anak bapak nyuruh bapak pulang?" ujarku dengan suara panik.

"Hey, hey, no! i'm single! i have told you before. saya sudah bilang jujur."

"Val..val tenang, lo tarik nafas..." ujar Kana padaku aku menarik nafasku.

"Believe me my lady. cuma ada satu hal aja yang saya ga bilang ke kamu selama ini" ujar Pak Bront sambil menenangkanku.

"Apa yang bapak belum bilang?! bapak kriminal?! buronan polisi?!" ujarku dengan suara yang lebih panik.

"No Valerie! its about my real name, Bront wasn't my real name, my real name is Nasrul" ujar Pak Bront dengan wajah panik karna melihatku yang panik.

Aku, Kana dan Tito melongok terkejut dengan ucapan yang baru saja di ucapkan oleh Pak Bront.

"Nasrul?" ujarku bingung dengan wajah bingung.

"Ya, Nasrul Suhaimin bin Saifuddin" ujar Pak Bront dengan yang sedikit lega.

"Nasrul.." ujarku.

"What?" ujar Pak Bront heran.

"Ahahaha... gak cocok banget" ujarku sambil tertawa lepas begitupun Kana dan Tito yang juga ikut tertawa.

"Maaf ya Pak saya sama Tito ikut ketawa" ujar Kana.

"Its okay... reaksi kalian sudah sering saya hadapin kok" ujar Pak Bront sambil mengesap kopinya.

"Kenapa harus ke Malaysia?" ujarku pada Pak Bront dengan wajah sedih.

"Its about my new film, my lady" jelas Pak Bront.

"Then, when will you come back?" ujarku masih dengan wajah sedih.

"It depends on my schedule. I'll contact you as soon as I know. But I'll probably be back in a few weeks" ujar Pak Bront sambil mengusap rambutku.

Aku mengangguk mengerti.

Kemudia Pak Bront menatapku untuk beberapa detik dan mengaitkan rambutku ke telingaku.

"I'm really going to miss you my lady." ujar Pak Bront.

"I'm going to miss you too..." ujarku.

Kanapun menghubungi Sam untuk minta izin kami akan datang ke kantor terlambat karna kami berencana mengantarkan Pak Bront ke Bandara.

Lalu kami semua pergi ke Bandara mengantarkan Pak Bront.

"Jangan lupa telpon saya ya!" ujarku.

"Of course my lady" ujar Pak Bront dengan senyumnya yang menawan itu.

"Jangan lupa minum air putih yang banyak!" tambahku.

"Of course my lady, of course..." ujar Pak Bront sambil mengusap-usap pelan rambutku.

"Good. now, can i get hug?" ujar Pak Bront padaku.

Aku membuka tanganku lebar-lebar lalu Pak Bront memelukku dengan erat.

"Saya pasti rindu banget sama kamu"

Aku mengangguk menikmati pelukannya. sampai tiba waktu boarding Pak Bront tiba dan kamipun berpisah.

Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan •  Bront Palarae•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang