Eyes

112 13 1
                                    

"Sialan kok jadi banyak gini kerjaanku?" ujarku misuh.

"Itu semua PO pending dari clientnya si Yosef yang belum dia beresin sebelum dia resign" ujar Tito sambil menggaruk kepalanya.

"Tapi kok aku yang handle" ujarku masih dengan nada misuh.

"Ya habis siapa lagi yang bisa ngerjaiin selain kita? Abraham lagi cuti"

"Hufttt" gumamku sambil membuka satu persatu file PO yang menumpuk di mejaku untuk ku selesaikan.

Semua pekerjaan ini di tinggalkan oleh salah satu pegawai yang berada di bagian yang sama denganku dan Tito yang baru saja mengundurkan diri dari kantor lusa lalu.

Melihat file menumpuk seperti ini membuatku jujur, rasanya hari ini aku ingin bolos saja dan menghabiskan waktu menonton series yang ada di watchlistku sambil menemani Kana yang masih dalam masa pemulihan di Kost sendiri, atau pergi menghabiskan waktu bersama Pak Bront, seperti kemarin aku dan Pak Bront pergi kebun binatang menghabiskan waktu berdua.

Saat aku sibuk menginput file-file PO kedalam komputerku tiba-tiba seseorang memgetuk mejaku pelan

"Risol...?"

Aku lanngsung menengok ke arah seseorang yang menawariku risol.

Sosok tinggi dengan rambut klimis dengan senyum yang cerah itu tersenyum lebar padaku sambil menawarkan risol.

"Astaga lih, masih pagi" ujarku sambil menepuk jidat.

"Udah jam 9 mbak, kata ibu saya jam 9 itu dah siang" ujar Galih sambil tersenyum lebar.

"Enggak dulu deh lih, saya lagi ngurangin makan minyak" ujarku melihat ke arah Galih dan langsung kembali mengarah ke layar monitor komputerku

"What? gue ga salah denger nih? seorang vale yang biasa makan apa aja nolak Risol favorit dengan alasan ngurangin makan minyak? hahaha... bentar lagi banjir lagi ni jakarta" ujar Tito meledekku.

"Siapa yang diet akunya aja kali mau idup lebih sehat" balasku.

"Alah... bilang aja bokek" ledek Tito lagi.

"Dasar sotoy" balasku sambil menyumpalkan Risol ke mulut Tito.

"Lih aku mau bungkus 10 ya buat Kana" 

"Alhamdulillah, siap mbak" balas Galih sambil membungkus Risol dagangannya dengan senyum yang lebar.

"Buat gw ama Valerie 10 juga ya To" ujar Tito.

"Dih sapa yang bayar" ucapku pada Tito.

"Ya lo bayar sekalian" 

"Males ah aku beliin Kana aja"

"Yaelah val sekalian, gw gaada cash elah" ucap Tito beralasan.

Saat kami sibuk saling menyahut dan Galih yang kebingungan Pak Jeffrey melewati ruangan kami dengan ponsel yang bertengger di telinganya

Saat kami sibuk saling menyahut dan Galih yang kebingungan Pak Jeffrey melewati ruangan kami dengan ponsel yang bertengger di telinganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Finding Mr Right • Jeffrey Dean Morgan •  Bront Palarae•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang