Tentang Jiro ; 06

608 68 5
                                    

06 ; Tinggal dengan Oma & Opa

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ


Setelah kejadian dimana dirinya tenggelam di kolam belakang rumah. Lidya memutuskan untuk membawa Jiro ke rumahnya dengan persetujuan sang suamiㅡ Arga. Meski awalnya Jiro menolak, tapi Lidya mencoba membujuknya dan mengatakan jika Jiro akan kembali pulang setelah dirinya sepenuhnya pulih.

"Kamar Jiro ada di samping oma, Jiro bisa simpan tas disitu ya," titah Lidya sembari menunjukkan kamar yang akan ditempati Jiro.

Jiro mengangguk, ia menatap kagum kamar itu. Dimana cat berwarna biru langit mendominasi dengan beberapa karakter kartun yang terlukis dan jangan lupakan langit-langit kamar yang terdapat gambar galaksi.

"Jiro suka?" tanya Lidya.

Jiro mengangguk dengan antusias, "ini bagus banget! Makasih oma, makasih opa."

Lidya dan Arga saling melempar pandang, lalu tersenyum.

"Anggap rumah ini seperti rumah kamu," ujar Arga. Pria paruh baya itu memang cukup dingin saat berinteraksi.

"Siap opa!"

Arga terkekeh, ia mengusap kepala sang cucu dengan gemas.

Berkat bantuan Oma, akhirnya Jiro selesai membereskan barang bawaannya. Kini, ia duduk dengan anteng di meja makan yang sederhana hanya terdapat dua kursi sebenarnya. Tapi sang nenek menyiapkan kursi lain yang agak tinggi untuknya.

"Wah ... mwasakan owmwa yang terbaik!" puji Jiro denga pipi menggembung.

"Habiskan dulu makanan di mulutmu Jiro, kamu bisa tersedak nanti, " peringat Arga.

Jiro mengangguk, ia makan dengan lahap. Selesai makan, Jiro yang terbiasa membereskan alat makannya sendiri sedikit heran saat Lidya justru mengambil piringnya.

"Oma ... biar Jiro aja, itu bekas makan Jiro."

"Udah sana main sama opa kamu sana," kata Lidya yang sedang mencuci piring.

Jiro mengangguk kecil, "makasih oma ... maaf merepotkan."

"Iya sayang, sama-sama," balas Lidya. Entah darimana sifat tidak enakan turun pada cucunya itu.

"Jiro, kenapa terus maksa buat cuci piring sendiri?" tanya Arga.

"Kalau di rumah harus kaya gitu, apalagi Jiro cuman nginep. Ga sopan ngerepotin orang, Jiro diajarin itu sama bi Lina. Katanya kalau lagi bertamu, Jiro harus bisa bantu-bantu. Di rumah juga Jiro selalu cuci piring sendiri kok," tutur Jiro.

"Pinternya ... Jiro yang kamu lakuin sudah sangat bagus, nak. Tapi kalau memang tuan rumah bersedia, kamu lakukan itu. Kalau ngga, jangan maksa ya... cukup ucapkan terimakasih dan maaf," jelas Arga yang langsung diangguki Jiro.

"Yaudah, ayo temenin opa main PS," ajak Arga.

Jiro terkekeh, kakeknya ini memang hebat. Di masa pensiunnya, sang kakek semakin lihai bermain Play Station.

"Kiri-kiri! Klik R opa! Kotak! Kyaaaa Jiro menang!" pekik Jiro saat ia berhasil mengalahkan Arga dalam permainan balap sepeda.

Malam itu, kediaman sederhana yang ditempati Arga dan Lidya dibuat ramai dengan Jiro yang memekik senang atau berceloteh.

➢➢➢

Sudah 2 minggu berlalu sejak Jiro menginap di rumah Opa dan Omanya, selama itu pula ia disuruh untuk homeschooling oleh Lidya. 

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang