Tentang Jiro ; 41

577 60 12
                                    

41 ; Perasaan Anna

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Sudah genap empat hari Jiro kembali beraktifitas sebagai siswa. Karena untuk sementara ia hiatus sebagai model. Seperti biasa, sepulang sekolah Jiro kembali belajar di tempat les. Awalnya Arga menolak hal itu, tetapi Jiro bersikeras karena ingin menghabiskan waktu normalnya sebelum ikut dengan Arga nanti. Selain itu, tempat les juga menjadi alasannya untuk bisa melihat Dila.

Hubungannya dengan Dila masih belum membaik, sejak gadis itu menjauhinya. Jiro hanya berani memperhatikannya dari jauh.

"Lo yakin mau merhatiin dia diem-diem terus?" tanya seorang pemuda di bangku depan Jiro. Ia Juan, teman les Jiro.

Jiro mengangguk, "gue ga bakal ganggu dia."

Juan itu mendengus, "terus kapan kalian baikannya?" 

Jiro menatap Juan, lalu menaikkan salah satu alisnya. "Gue ga berantem," elak Jiro.

"Asal lo tahu ya, selama seminggu lo ga masuk dia suka minta anter ke gue buat ke area komplek lo dan raut wajahnya juga khawatir," ucap Juan.

Jiro terkekeh, "mana ada! Gausah ngawur, lagipula ada baiknya kita menjauh. Dila bisa have fun  sama temennya yang lain."

Juan berdecak kesal, ternyata selain ambisius temannya ini keras kepala dan denial. "Lo jauhin Dila karena rumor waktu itu 'kan?"

Jiro diam, karena tanpa dijawab pun Juan pasti sudah tahu alasannya. 

"Ji, 'kan udah di konfirmasi juga sama agensi lo kalau rumor itu bohong. Kenapa lo malah ngejauh sih?" 

"It's better for her, mungkin masa gue dan Dila udah habis...," balas Jiro.

"Mana mungkin?!" pekik Juan yang mencuri perhatian beberapa siswa .

Jiro tertawa kecil, "lo suka sama Dila 'kan?"

Juan langsung menatap Jiro tajam, lalu menggeleng kecil. "Gue tuh cuman greget aja ngeliat kalian!"

Setelah mengatakan itu, Juan kembali menghadap ke depan dan memilih fokus pada bukunya. Sedangkan Jiro tersenyum kecil melihat tingkah Juan.



"Mami jaga kesehatan ya, jangan sampe kecapean sama kegiatan kumpul-kumpul mami itu," ujar Anna sembari memeluk sang ibu.

Hari ini, Anna dan Agha mengantar Yuni yang akan kembali ke luar kota. Yuni sengaja meminta mereka berdua mengantarnya, ia hanya ingin melihat chemistry antara putri dan menantunya. Tapi yang ia lihat hanya hal biasa dan kecanggungan selama perjalanan.

"Iya, kamu sama yang lain juga jaga kesehatan. Ah, perhatiin juga kesehatan Jiro, awas aja kalau sampe mami denger hal buruk tentang Jiro," Yuni menyentil dahi Anna.

"Iya, mending mami cepetan masuk kereta."" 

Yuni terkekeh, "jangan lupa jemput Jiro sepulang dari sini," pesannya sebelum memasuki kereta.

Anna melambaikan tangannya saat kereta mulai melaju, ia menghela napasnya. Meski selama Yuni disini ia sering adu mulut dengan sang ibu, tapi tetap terasa berat melihatnya harus pergi. Awalnya Anna ingin mengantarkan Yuni, tetapi ibunya itu menolak dan meminta diantara sampai stasiun.

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang