Tentang Jiro ; 69

266 39 3
                                    

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Jiro memang lupa dengan ingatannya dalam beberapa waktu, termasuk tentang kamu," ucap Agha tanpa menatap Tiara.

"Maksudnya? Jiro lupa ingatan sebelum kecelakaan itu?"

Agha mengangguk, "psikiater yang pernah menangani Jiro bilang kalau Jiro sengaja 'melupakan' memori buruknya itu. Dan yang dia ingat hanya sebagian, aku gatau apakah ingatan itu akan kembali atau hilang secara permanen."

"Jadi aku termasuk memori buruknya?"

Ya, Tiara seharusnya sadar jika dirinya bukan cuman menjadi benalu di dalam kehidupan Agha. Meski wanita itu pernah dicintai oleh pria itu, tapi seharusnya Tiara mundur sejak awal dan membiarkan Agha bahagia dengan keluarga kecilnya.

"Anak mana yang tidak kecewa ngelihat orang tuanya sibuk dengan selingkuhannya masing-masing? Yang bodohnya, aku dan Anna melakukan itu padahal kita tahu itu adalah kesalahan besar. Kita bahkan ga pernah berpikir kalau hal itu bisa berimbas sama mentalnya Jiro," jelas Agha, pria itu masih enggan menatap Tiara.

"Aku udah jawab pertanyaan kamu, lalu apa yang mau kamu sampaikan ke aku?" tanya Agha.

Tiara menghela napasnya, "aku mau minta maaf. Maaf atas keegoisan aku waktu itu, maaf untuk semua kekacauan yang timbul karena aku."

"Hanya itu?"

"A-aku tahu, maaf aku ga akan ngebuat takdir berubah dan mengembalikan semuanya seperti semula. Tapi aku benar-benar menyesal, Agha."

"Kamu benar ... sebuah kata 'maaf' ga bisa mengubah apapun yang udah terjadi. Aku juga minta maaf, karena pernah berbuat buruk sama kamu," ucap Agha.

"Sekarang, kita cukup jalani hidup seperti semestinya. Berbahagialah dengan keluarga kecilmu itu, Ti ... sampaikan juga maafku pada Arya dan juga anak kamu," sambung Agha sebelum pergi.

"Agha! Bo-boleh aku ketemu Jiro?"

Agha menoleh sebentar, "siapa yang melarangmu?"

Tiara mengikuti langkah Agha yang pergi menuju parkiran. Ia menarik napasnya sebelum berhadapan dengan Jiro.

"Jiro," panggil Tiara.

Jiro menoleh ke arah Tiara dan tersenyum ke arahnya. Ia tersentak saat Tiara memeluknya dan terus menggumamkan kata 'maaf'. Jiro menatap bingung ke arah kedua orang tuanya, seakan meminta penjelasan soal Tiara yang tiba-tiba memeluknya.

Tiara melepas pelukannya pada Jiro, lalu menangkup wajah Jiro. "Tante minta maaf ya?"

Jiro mengerutkan dahinya, "emangnya tante salah apa? Jiro bahkan baru dua kali ketemu tante."

Tiara menggeleng kecil, "kamu harus sehat dan bahagia, ya?"

Jiro mengangguk, matanya mengerjap menatap Tiara. "Tante juga ya, apa yang sudah terlupakan lebih baik dilupakan, bukan?"

"Jiro kamuㅡ

"Melupakan juga salah satu cara untuk bertahan hidup," sambung Jiro.

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang