Tentang Jiro ; 51

496 66 6
                                    

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Agha dan Anna keluar dari ruangan konsultasi, sudah kedua kalinya mereka masuk ke ruangan ini untuk berkonsultasi soal rumah tangga yang mereka jalani.

"Hubungan kalian tetap seperti dulu, berjalan baik meski tidak harmonis. Pikirkan baik-baik sebelum memutuskan kembali untuk berpisah."

Anna menoleh ke arah Agha yang fokus menyetir, ada perasaan mengganjal saat memasuki ruangan konsultasi tadi.

"Agha..."

Helaan napas terdengar dari pria itu, tangannya meremat stir mobil dengan kaki yang menekan pedal rem saat lampu merah menyala. Agha menoleh ke arah Anna, pandangan mata mereka saling menabrak.

"Cepat atau lambat kita harus kembali memproses sidang perceraian kita," ucap Agha.

Jantung Anna berdegup kencang mendengar hal tersebut, sesak yang terasa bingung baginya membuat wanita itu memilih untuk memalingkan wajahnya tanpa berniat membalas ucapan Agha.

Mobil kembali melaju saat lampu hijau mulai menyala, sesekali Agha melirik ke arah Anna yang lebih banyak diam. Tidak seperti biasanya. Bahkan hingga mobil masuk ke pekarangan rumah, tak ada obrolan antara keduanya.

Mereka turun dari mobil, Anna menghela napasnya menatap punggung Agha yang menjauh.

"Jiro," panggilnya sembari menoleh ke arah Jiro yang tidak terlihat baik.

"Pa..."

Agha tersentak mendengar panggilan dari Jiro, bahkan penampilan anak itu terlihat seperti baru saja berkelahi.

"Kamu kenapa?" tanya Agha dengan mengerutkan dahinya.

"Hukum Jiro."

Agha menatap lengan Jiro yang sudah merentangkan tangan ke hadapannya. "Apa maksud kamu?"

"Hukum Jiro, Pa. Jiro mohon..."

Agha menggeleng, "masuk ke kamarmu Jiro."

Jiro tidak bergeming, ia menatap sang ayah dengan napas memburu.

"Hukum Jiro! Cepet pa ... hukum Jiro!" pekiknya sambil terus merentangkan tangannya.

Agha menurunkan lengan Jiro, "masuk ke kamarmu Jiro Pranadya!"

Pria itu memilih untuk melangkahkan kakinya pergi daripada meladeni Jiro yang bersikap aneh. Namun langkahnya terhenti di tangga kedua saat mendengar perkataan Jiro.

"Kenapa Pa? Kenapa Papa ga hukum Jiro padahal papa tahu Jiro bertengkar? Kenapa? Padahal dulu papa selalu ngehukum Jiro ga peduli itu salah Jiro atau bukan!"

"Jiro..."

Jiro menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya. "Atau mama yang hukum Jiro?"

Anna menggeleng, "kamu kenapa?"

Jiro melangkah mundur saat Anna mendekatinya, "Ji-jiro mohon ... hukum Jiro ma, pa. Jangan buat Jiro bingung...

Anna dan Agha saling melempar pandang, "apa yang buat kamu bingung?" tanya Anna.

Jiro menatap kedua orang tuanya bergantian, "kalian. Sikap kalian buat Jiro bingung. Jiro ... Jiro ga ngerti, kenapa kalian berubah? Kalian seakan peduli sama Jiro, tapi Jiro gatau itu keinginan kalian atau bukan."

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang