08 ; Kehilangan
{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡSudah 3 tahun sejak Jiro tinggal menetap bersama kakek dan neneknya. Selama itu pula terkadang Jiro harus bolak-balik ke perkotaan untuk sekolah atau pemotretan. Lidyaㅡsang nenek sudah menyuruh Jiro untuk berhenti ikut pemotretan, tetapi anak itu bersikeras. Karena menurutnya hanya itu satu-satunya cara ia bisa bersama sang ibu.
Minggu pagi ini seperti biasa Jiro akan berjalan-jalan bersama Argaㅡ kakeknya mengelilingi pedesaan. Namun saat pulang ke rumah, mereka dikejutkan dengan Lidya yang sudah terkapar lemah di kamar mandi.
Arga bergegas mengangkat tubuh istrinya, sedangkan Jiro langsung menelpon dokter yang biasa menangani penyakit Lidya.
Pemeriksaan berlangsung selama sepuluh menit. Selama itu Arga dan Jiro merapalkan doa untuk Lidya.
"Ada apa ini Tuan?" tanya Bi Lina yang baru saja pulang dari pasar.
"Bi ... O-oma, oma tadi pingsan," ujar Jiro. Anak yang kini berusia 10 tahun itu diselimuti rasa takut yang besar. Entah kenapa firasatnya buruk saat ini.
"Bagaimana keadaan istriku?" tanya Arga.
"Maaf pak ... tapi saya sarankan untuk merujuk istri bapak ke rumah sakit besar untuk diberi penanganan. Karena tekanan gula darahnya sudah tinggi," jelas Dokter.
Arga menghela napasnya, ia tahu ini pasti terjadi. Mengingat beberapa hari ini Lidya mengeluh sakit di beberapa bagian.
"Baik, terimakasih."
Setelah dokter itu pamit, Arga menelpon Heriㅡ supirnya untuk segera menjemput mereka menuju Rumah sakit di pusat kota.
"Jiro ... sekarang opa bakal bawa oma pergi. Kamu nyusul besok aja ya, cuacanya kurang bagus buat kamu," Arga mencoba memberi pengertian untuk Jiro.
"Iya ... semoga oma baik-baik aja ya."
Arga mengangguk, lalu tersenyum kecil sembari mengusap surai hitam sang cucu.
Jiro menatap mobil yang mengantar Lidya ke rumah sakit pusat kota dengan perasaan gundah.
"Tuhan ... tolong jaga oma dan opa."
➢➢➢
"Den Jiro ... makan dulu ya," ucap bi Lina sembari menyuapkan makanan pada Jiro.
"Bi ... oma bakal baik-baik aja, 'kan?"
Bi Lina mengangguk, "doain aja supaya Nyonya besar bisa segera pulih."
"Pasti..."
"Sekarang den Jiro makan ya ... mau saya lanjut suapin atau makan sendiri?" tanya Bi Lina.
"Makan sendiri aja bi, bibi juga ikut makan ya," pinta Jiro yang langsung diangguki Bi Lina.
Setelah makan, Jiro sengaja duduk dekat telepon rumah. Menunggu kabar dari sang kakek.
Drrrt drrrrt
Saat telepon bergetar, Jiro langsung mengangkatnya. "Opa! Gimana keadaan oma?" tanya Jiro dengan antusias.
"..."
"I-iya Opa ... Jiro siap-siap sekarang."
Setelah dihubungi oleh Arga, Jiro bergegas ke rumah sakit untuk menyusul. Perasaan gundah menyelimuti hatinya saat ini. Sepanjang perjalanan Jiro berdoa yang terbaik untuk sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Jiro
Teen Fiction[ nct lokal ; park jisung] ㅡ SUDAH TAMAT Kehadirannya tidak pernah diharapkan, dia hanya hasil kesalahan dari dua insan yang bertemu. Dia hanya ingin pengakuan dari orang yang berperan menjadi ayah dan ibunya.Dia hanya ingin bahagia dengan orang yan...