Tentang Jiro ; 18

481 60 5
                                    

18 ; Bersama Om Tara

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Dengan lihai Jiro menggerakkan kedua tangan dan kakinya mengikuti irama musik yang diputar. Setelah musik berhenti, Jiro menetralkan napasnya dengan inhaler yang selalu ia bawa. Riuh tepuk tangan menggema di studio sekolah.

"Lo emang selalu keren," ujar Tama.

"Thanks," balas Jiro.

Sudah genap seminggu Jiro latihan menari untuk acara pensi minggu depan. Beruntung dia mendapat cuti dari Pak Hendra karena harus melakukan ujian akhir semester.

Drrrt Drrrt

"Gue jawab telpon dulu," ucap Jiro yang diangguki semua anggota Club Dance.

"Halo om Tara, ada apa?" tanya Jiro, karena Tara yang menelponnya di luar jadwal. Biasanya ada hal yang darurat atau mungkin Tara yang bosan.

"Aku denger dari salah satu guru kamu, kamu bakal jadi perwakilan center di club dance kamu?" 

Jiro mendengus, "iya, huft ... aku lupa kalau om punya banyak koneksi. Padahal tadinya aku mau ngasih kejutan."

Terdengar kekehan dari sebrang telpon, "Sorry for that. Oh ya, jangan lupa check up hari ini ya... lusa jadwal kamu mulai padat lagi. Pak Hendra ngeluarin model baru buat awal tahun."

"Okey ... oh ya, om kenal sama temen mama yang namanya Surya?"

Dahi Jiro mengerut saat mendengar helaan napas dari Tara. "Kenapa om?"

"Seingat om sih ... dia itu mantan mama kamu, sebelum mama kamu nikah sama papa kamu. Dia hampir bikin skandal yang bikin karir mama kamu itu turun," mendengar penjelasan dari Tara, Jiro semakin yakin jika pria semalam memiliki niat buruk entah itu pada sang ibu atau keluarganya.

"Oh ya, kenapa kamu tanya? Kamu kenal dia?"

"Ah.. aku ketemu semalem, dia yang anter mama pulang."

"Kamu harus hati-hati sama dia, jauhin dia, dan kalau dia macem-macem laporin langsung. Ngerti Jiro?" 

"Okey..."



Jiro berbaring di brankar, lalu dokter memeriksa tubuhnya. Jiro disuruh menarik napas dan menghembuskannya pelan, sesuai intruksi.

"Apa selama kamu melakukan aktivitas berat merasa sesak atau pusing?" tanya dokter.

Jiro menggeleng, "cuman kadang Jiro ngerasa nafas Jiro berat aja, dok. Ya sesekali ada batuknya, tapi ga lama kok dok."

Dokter mengangguk, "itu wajar untuk penderita asma, tapi kalau kamu mulai batuk-batuk dan terasa sesak ada baiknya hentikan aktivitas berat itu. Dan jangan lewatkan obat yang selalu dokter resepkan."

Jiro mengangguk sambil mendengus, "sampai kapan Jiro bisa lepas dari obat itu?"

Dokter tersenyum kecil, lalu mengusap kepala Jiro dengan lembut. "Sampai kamu membuktikan kalau kamu bisa bertahan tanpa obat itu."

"Oh ya, stamina kamu juga bagus. Apa ada vitamin lain yang kamu konsumsi?" tanya dokter.

Jiro mengangguk dengan antusias, "tempo hari lalu papa ngasih aku vitamin, dan ya itu buat aku ngerasa seger bugar dok."

Dokter ikut tersenyum mendengar cerita Jiro yang antusias. Anak itu, akan selalu antusias bercerita dengan hal yang ia sukai.

"Tapi Jiro..."

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang