Tentang Jiro ; 22

528 62 7
                                    

22 ; Terror

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Wah, lo nyiapin ini buat gue?" seru Anna saat masuk mobil dan melihat ada bunga serta kue kesukaannya.

"Gue terharu," ujarnya lagi sembari menghirup aroma dari buket bunga tersebut.

"Itu dariㅡ " ucapan Tara terhenti saat Jiro mengkodenya untuk tidak memberitahu apapun pada sang Ibu.

"ㅡ iya itu dari gue. Sebagai manajer yang baik, gue bawain itu buat merayakan kesuksesan pemotretan lo di Singapura," jelas Tara.

Anna terkekeh, "bisa aja lo! Gue gatau lo bisa sedetail itu tau bunga tentang gue.

"Ah itu, gue ada pakarnya 'kan, lagipula gue udah nemenin lo berkarir hampir dua puluh tahunan kayanya. Gila ga tuh, kok bisa gue tahan sama lo, " Tara melirik ke arah Jiro yang tersenyum memperhatikan ibunya.

Anna memukul lengan pria yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP, "Ada juga gue yang heran bisa sama lo yang bawel ini!"

Jiro benar-benar senang melihat sang ibu yang terlihat lebih cerah. Ia juga senang karena Anna menerima hadiah darinya, meski mengatasnamakan Tara.

Tara melirik ke arah spion tengah dan tersenyum simpul melihat Jiro yang tida melunturkan senyumnya melihat Anna.

"Lo beruntung punya Jiro, An," batin Tara.

Sesampainya dirumah, Anna langsung membongkar isi kopernya. Lalu memberikan coklat yang sedang populer dari Singapura pada Tara.

"Widih, enak nih kayanya. Oh ya, ngomong-ngomong ini gue dikasih dua nih?"

Anna mendelik, "ga ada ya. Satu aja, biar ga diabetes lo dan satu lagi kasih dia aja," ucap Anna sembari melirik ke arah Jiro. Mengkode Tara untuk memberikan coklat itu pada Jiro.

Tara tersenyum jahil, "maksudnya? Lo kasih gue dua loh, Diane juga ke Indonya masih dua bulan lagi. Keburu kedaluwarsa kalau buat Diane satu."

Ann berdecak, hobi Tara jika tidak menggodanya ya pasti menjahilinya.

"Buat dia..."

"Hah? Dia siapa? Ga jelas lo! Udah buat gue aja dua ya."

"Ish! Itu buat Jiro satu. Nih," Anna merebut satu kotak coklat dari tangan Tara dan menyerahkannya pada Jiro.

Jiro mengerjapkan matanya, masih terkejut dengan tingkah sang ibu.

"Buruan ambil, sama ini satu," Anna menyerahkan satu kotak coklat dan gantungan kunci yang ia beli di negara tetangga tersebut.

"Ma-makasih, Ma..."

Tara tertawa kecil melihat Jiro yang kebingungan dan Anna yang sudah memerah.

"Sayang anak aja gengsinya setinggi langit," gumam Tara sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.



Jiro tidak bisa berhenti tersenyum saat melihat kotak coklat dan gantungan pemberian sang ibu.

"Meski mama tetep enggan sebut nama Jiro, tapi Jiro udah seneng banget mama kasih ini. Itu artinya waktu mama beli, mama inget Jiro," ucap Jiro.

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang