Tentang Jiro ; 62

330 51 12
                                    

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Jiro yakin ada yang tidak beres, karena selama dua hari ia bahkan tidak mendapat kabar apapun tentang sang kakek. Padahal kemarin ia bertemu dengan Pak Heri di ruang rawatnya, karena Jiro yang memaksa. Tapi sayangnya Pak Heri juga tidak tahu soal Opa Arga.

"Kamu yakin gapapa? Mama ga tega ninggalin kamu, papa juga malah ketemu klien hari ini," ucap Anna tidak enak.

Jiro mengangguk, "gapapa ma, lagipula ada Bi Lina kok. Mama kerja aja dulu, jangan terpaku sama Jiro. Jiro gamau merepotkan nantinya."

Anna menghela napasnya, Jiro masih saja enggan padanya meski Anna sudah mencoba membuat Jiro untuk bersikap biasa saja padanya.

"Yaudah, ga akan lama kok. Nanti kalau papa selesai duluan, dia bakal kesini kok."

Jiro mengangguki perkataan Anna. Sebelum pergi wanita itu mengecup lembut dahi Jiro.

"Bi Lina, Jiro boleh minta tolong?" tanya Jiro.

"Boleh, kenapa den?"

"Jiro mau minta tolong panggilin dokter, tapi bibi yang langsung nemuin dokternya."

"Ga pencet tombol aja den?"

Jiro menggeleng, "mending langsung samperin aja biar cepet. Ntar kalau pencet tombol terus dokternya lagi ga diruangannya gimana? Soalnya badan Jiro ga enak banget ini."

"Iya juga ya, yaudah ... kalau gitu bibi nyari dokter dulu ya. Den Jiro rebahan aja," ucap Bi Lina yang diangguki Jiro.

Setelah dirasa Bi Lina menjauh, Jiro menyingkap selimutnya dan mencoba melepas selang oksigen. Kemudian ia mencoba melepaskan selang infus dengan perlahan, ia meringis saat rasa perih menjalar di tangannya.

Jiro mengambil masker di laci nakas dan mengambil jaket Tara yang tertinggal di sofa. Tanpa memperdulikan penampilannya, Jiro keluar dari ruang rawatnya menuju resepsionis.

"Permisi suster, saya mau tanya soal pasien yang bernama Pak Arga Pranadya dirawat di sebelah mana ya?" tanya Jiro pada suster yang sedang bertugas.



Anna dan Tara pergi ke kantor polisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan yang dialami Jiro.

"Mungkin akan sedikit samar terlihatnya, karena saat itu hujan deras dan sedikit berkabut," jelas polisi tersebut.

Ia menunjukkan CCTV di area jalan raya tersebut. Anna memperhatikan dengan seksama mobil yang ditumpangi Jiro, ia membulatkan matanya saat melihat mobil itu dihantam dari sisi kiri hingga mobil itu terbalik.

"Jiro ...," gumamnya saat melihat Jiro keluar dengan susah payah dari mobil. Bahkan Jiro sempat menahan mobil yang menabrak, sebelum mobil itu pergi begitu saja. Anna tidak bisa membayangkan bagaimana posisi Jiro saat itu.

"Pak, bisa saya lihat CCTV dari sudut pandang pengendara yang menabrak?" tanya Tara.

Polisi tersebut mengangguk dan memutar video yang Tara minta. Meski terlihat samar, tapi mobil itu terlihag melaju dengan kecepatan diatas rata-rata bahkan sesekali mobil itu melawan arah dan hampir menabrak kendaraan lain sebelum akhirnya menghantam mobil yang ditumpangi Jiro.

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang