Tentang Jiro ; 46

436 61 80
                                    

{Selamat Membaca}

Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Agha meringis saat tiara menempelkan kapas berakohol pada lukanya, "pelan-pelan, Ti."

Tiara tidak menjawab, setelah mengobati luka di wajah Agha wanita itu membereskan kotak P3K dan masuk ke kamarnya. Agha menghela napasnya, dia tidak pernah membayangkan jika semuanya akan serunyam ini.

"Tiara...," Agha membuka pintu kamar Tiara, disana ia bisa melihat wanita itu tidur menyamping.

"Maaf ... 'kan aku udah ingetin untuk ga nekat," Pria itu menyamankan duduknya di kasur, samping Tiara.

"Kalau aku ga nekat, mau kapan kamu mengakui dia dihadapan papa kamu?" ucap Tiara tanpa menatap Agha.

"Sesuai perjanjian kita, setelah aku dan Anna resmi berpisah," balas Agha.

"Kapan?" tanya Tiara, wanita itu bangkit dari tidurnya dan duduk di samping Agha.

Pria itu tidak menjawab, sejak kejadian dimana Jiro mengetahui perjanjian antara Agha dan Anna. Wanita itu tidak banyak membahas soal perpisahan, mengingat mimpi buruk yang pernah Anna alami dan kejadian Jiro yang langsung drop. Membuat mereka tidak banyak membahas soal perpisahan keduanya.

"Apa karena ancaman Jiro?" 

Agha menoleh ke arah Tiara dengan mengerutkan dahinya, "maksud kamu?"

"Aku tahu soal Jiro yang menggertak kalian, dia bilang kalian boleh berpisah kalau dia..."

Agha kembali menghela napasnya, bisa dibilang iya bisa juga tidak. Karena menurutnya, mungkin Jiro hanya menggertak dan sedang emosi saat itu. Tapi disisi lain ia juga merasa takut jika Jiro bisa berbuat nekat.

"Dia ga mungkin nekat, dia udah bisa nerima adiknya. Aku juga udah bersikap baik sama dia..."

Agha menggeleng, "semuanya belum cukup Ti. Apalagi dengan masalah hari ini, papa ga akan pernah ngizinin kamu buat ketemu Jiro lagi."

"Tapi aku yakin, Jiro ga akan nekat," yakin Tiara.

"Kita gatau soal perasaan dia yang sebenarnya, Ti. Terlebih setelah kejadian semalam," jelas Agha.

Tiara menghela napasnya, "maafin aku, seandainya aku ga nekat. Masalah ini-

Agha memeluk Tiara, "udah, semuanya udah terlanjur terjadi. Mending kamu istirahat ya, ga baik buat dia kalau kamu kurang istirahat." Agha berkata sembari mengusap perut wanita itu. Mereka mulai merebahkan tubuh di kasur dan saling memeluk. 

Keesokan harinya, Agha terbangun dengan ponsel yang terus berdering. Ia memgerjapkan matanya untuk fokus dak membaca pesan notifikasi di ponselnya.

Anna

\Jiro hilang!

\Tolong bantu cari dia...

\Siapa tau kamu ketemu sama dia

(13 panggilan tidak terjawab)

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang