Tentang Jiro ; 31

457 47 5
                                    

31 ; Rumor baru

TW : Kekerasan, bullying, harshword

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Jiro bangun dengan segar pagi ini, setelah semalam tiba-tiba tubuhnya melemah. Jiro benar-benar tidak ingat apa yang terjadi setelah ia tidak sadarkan diri di kamar mandi.

Tetapi hal yang membuatnya terkejut bukanlah dia yang tiba-tiba berada di kamar. Melainkan sosok lain di kamarnya yang menggenggam tangannya.

"Nenek," gumam Jiro.

Karena pergerakan Jiro diatas kasur membuat Yuni terusik.

"Kamu sudah bangun, bagaimana keadaanmu?" tanya Yuni sambil mengecek dahi Jiro dengan punggung tangannya.

"Ji-jiro gapapa, udah enakan juga," jawab Jiro.

Yuni mengangguk kecil, wanita itu bangkit dari duduknya dan pergi dari kamar Jiro. Sedangkan itu Jiro masih dibuat bingung dengan sikap sang nenek.

Jiro sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, saat keluar dari kamar ia bisa mencium aroma masakan lezat dari dapur.

"Wah, Bi Lina masak apa hari ini?" ujar Jiro. Ia gelagapan saat tahu jika yang sedang memasak adalah sang nenek "O-oh nenek? Nenek yang masak?"

Yuni mengangguk, "duduk dan makan sup ini, bagus untuk tubuhmu."

Jiro duduk di kursi dan mulai menyantap sup kepiting buatan Yuni. Mata Jiro membulat, "enak..."

Yuni yang mendengar gumaman kecil Jiro tersenyum kecil. Sedangkan itu, Anna menatap heran sang ibu yang sejak kemarin terlihat berbeda. Bahkan saat pertama datang tidak biasanya ibunya itu akan meminta Jiro menjemputnya.

"Jiro berangkat!"

"Hati-hati," balas Yuni.

Jiro menoleh, lalu tersenyum dan pergi keluar. Suasana hatinya sangat baik pagi ini berkat sang nenek. Jiro harap neneknya akan tetap seperti saat ini.

Setelah memastikan Jiro pergi dengan Agha, Anna langsung mengajak Yuni berbicara.

"Apa maksud mami? Kenapa tiba-tiba berubah pada anak itu?"

Yuni menghela napasnya, "sudah mami bilang, mami cuman mau berdamai sama masa lalu yang udah terjadi, Anna."

"Anna tetep ga ngerti, mi..."

"Perlakukan Jiro selayaknya seorang anak ... dia ga pantas diperlakukan-

"Mami lupa apa yang terjadi karena kehadiran dia?" Anna menatap sang ibu dengan tajam.

Yuni memejamkan matanya, ia lupa jika putri semata wayangnya ini sangat keras kepala.

"Waktu Anna kasih tahu papi kalau aku hamil, aku harus kehilangan dia karena serangan jantung. Dan itu-

"Itu salah kamu Anna!" Yuni langsung memotong ucapan Anna dengan nada tinggi. "Sehari sebelum acara reuni kamu, papi sudah melarang kamu untuk minum tapi apa? kamu melanggarnya dan lihat hasilnya?"

"Seandainya papi kamu masih ada, dia juga akan menerima kehadiran Jiro meski dia kecewa sama kamu. Mami nerima dia sekarang karena mami sadar kalau yang dilakukan mami selama ini salah. Apalagi setelah..." Yuni langsung menghentikan ucapannya. Tidak, untuk saat ini dia tidak boleh kelepasan berbicara.

"Setelah apa mi?"

"Lupakan! Intinya, lebih baik sekarang kita perbaiki diri dan berdamai dengan apa yang sudah terjadi," ucap Yuni sebelum kembali ke kamarnya.

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang