Udah siap ramein part ini?
{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ"Penerbangan menuju Singapura terpaksa dibatalkan, dikarenakan cuaca yang memburuk."
Setelah mendengar pengumuman tersebut, Arga mendudukkan dirinya di samping Jiro sambil memberikannya segelas coklat panas.
"Penerbangan dibatalkan sampai besok, setelah dipastikan cuaca membaik pihak bandara bakal ngasih kabar ke kita," jelas Arga.
Jiro mengangguk, "itu artinya kita bisa pulang dulu dan tidur di rumah?"
Arga mencubit hidung Jiro, "itu sih maunya kamu ... yaudah, Opa telpon dulu Pak Heri siapa tahu dia belum jauh. Kamu telpon mama kamu, gih."
Jiro menyunggingkan bibirnya, "siap!"
Jiro mengambil ponselnya di dalam tas dan menekan nomor sang ibu untuk menelponnya.
"Halo Jiro? Udah sampe bandara?"
"Udah, tapi harus pulang lagi," ujar Jiro dengan lesu.
"Eh? Kenapa? Ada yang ketinggalan? Atau paspor kamu bermasalah? Bukannya kemarin udah di cek, aman semua 'kan?"
Jiro terkekeh mendengar cecaran Anna, "kayanya keinginan mama biar bisa sama Jiro lebih lama terkabul deh."
"Hah?"
"Cuacanya kurang baik buat pesawat terbang ... jadi beberapa keberangkatan terpaksa di batalkan."
Terdengar helaan napas di sebrang panggilan, "mama kira ada apa... yaudah kalau gitu hati-hati, bilang sama Pak Heri buat pelan-pelan aja nyetirnya."
"Iya ma..."
Panggilan terputus, bertepatan dengan Arga yang memanggil Jiro.
"Pak Heri bentar lagi datang, kamu pakai jaketnya cuacanya dingin," ucap Arga.
Jiro menurut, ia memakai jaket yang sudah disiapkan oleh Anna di dalam tasnya.
Saat diperjalanan Jiro memperhatikan jalanan yang sedikit berkabut dengan hujan yang turun dengan deras.
"Padahal tadi pas kita berangkat cerah banget, ga ada tanda-tanda bakal hujan sama sekali. Dan di prakira cuaca pun ga ada yang ngasih tahu bakal hujan," ucap Jiro sembari menulis di kaca yang berembun.
"Ga semua perkiraan cuaca itu benar adanya ... karena ada saatnya langit sulit untuk diprediksi, apakah akan selalu cerah atau tiba-tiba mendung, lalu cerah lagi dan tiba-tiba hujan deras seperti ini," jelas Arga.
"Kaya perasaan manusia ya," celetuk Jiro.
Arga menaikkan salah satu alisnya, "maksud kamu?"
"Iya ... kaya perasaan yang bisa berubah-ubah tanpa bisa diprediksi dengan baik. Perasaan yang dengan mudah di bolak balik," Jiro menoleh ke arah sang kakek.
"Kaya perasaan mama dan papa. Yang waktu itu masih belum nerima Jiro, tapi sekarang Jiro bahkan lupa kalau Jiro sempat kehilangan kasih sayang mereka," tutur Jiro dengan senyuman dan binar mata yang tidak meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Jiro
Teen Fiction[ nct lokal ; park jisung] ㅡ SUDAH TAMAT Kehadirannya tidak pernah diharapkan, dia hanya hasil kesalahan dari dua insan yang bertemu. Dia hanya ingin pengakuan dari orang yang berperan menjadi ayah dan ibunya.Dia hanya ingin bahagia dengan orang yan...