Tentang Jiro; 70

289 41 0
                                    

{Selamat Membaca}
Jangan lupa vote & comment
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Jiro duduk di kursi taman sambil mengayunkan kakinya. Ia menoleh ke arah kanan dan kiri menunggu kedatangan seseorang yang mengajaknya bertemu.

"Jiro."

Si empu yang memiliki nama menoleh ke arah samping kirinya, ia bangkit dan menatap orang itu. Jiro melirik ke arah belakang orang itu.

"Jakson ga ada, gue yang sengaja nyuruh dia untuk ajak lo ketemuan," ucapnya.

"Kenapa harus melalui Jakson?"

Orang itu memutar bola matanya, "emang ada pembully yang sengaja ngajak ketemuan. Kecuali buat langsung ngebully orang itu?"

Jiro menjaga jara dari orang itu, lalu menggeleng. "Ga ada. Jadi, apa yang mau lo omongin, Cakra?"

Cakra menghela napasnya, "gue cuman mau ngomong baik-baik. Dan soal bokap gue, dia udah bebas."

Jiro mengerutkan dahinya, "bokap lo?"

"Suryaㅡ dia itu bokap gue."

Jiro menahan napasnya saat mendengar jawaban dari Cakra. Jadi selama ini, Surya adalah ayah daru Cakra. Lalu apakah anak itu tahu jika selama ini Surya meneror Jiro? Apakah Cakra tahu soal hubungan antara Surya dengan ibunya?

"Gue tahu semuanya," ucapan Cakra seakan menjawab pertanyaan di otak Jiro.

"Alasan gue benci sama lo, itu karena hubungan nyokap lo sama bokap gue," tutur Cakra.

"Gue pikir dengan nyakitin lo, gue bisa bikin nyokap lo itu ngerasain sakitnya. Tapi yang gue gatau adalah fakta bahwa selama ini kelahiran lo bahkan ga pernah diharapkan nyokap lo, gue baru tahu soal itu beberapa waktu lalu dari bokap," sambung Cakra.

"Kenapa lo milih benci sama gue? Padahal gue bahkan ga terlibat di hubungan mereka," tanya Jiro.

"Seperti yang udah gue jelaskan tadi, gue pengen bikin nyokap lo nyesel berhubungan sama bokap gue. Selain itu, gue lakuin hal itu karena gue iri sama lo," jawab Cakra.

Iri? Jiro tidak habis pikir dengan Cakra. Apa yang membuatnya iri dengan kehidupan Jiro yang bahkan jauh dari kata indah. Keharmonisan keluarganya dulu hanya terlihat di depan kamera atau artikel yang terbit.

"Terlebih gue iri sama lo yang bisa deket sama Dila. Dari kecil gue suka sama dia, tapi waktu dia ketemu sama lo. Dila menjauh dari gue," kata Cakra.

"Dila? Kalian kenal?"

"Kita satu SD."

"Ah, sebelum Dila pindah ke sekolah lo. Gue udah sahabatan sama dia, dan kita ga ada hubungan lebih sama Dila."

"Mustahil, gue selalu lihat kalian yang janjian di taman ini sepulang les."

Jiro terkekeh, "kita ketemuan karena itu udah jadi hal biasa dari dulu. Dia ketemu gue cuman buat ngobatin gue atau ngomel aja, asal lo tahu."

Cakra mengepalkan tangannya, merutuki tingkahnya yang sangat kekanakan itu.

"Jadi cuman itu alasan lo ngebenci gue selama ini?"

Tentang JiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang