CHAPTER 9 (DON'T UNDERESTIMATE THE CHOI BROTHERS)

481 58 6
                                    

Soobin sangat kalut saat ini. Pikirannya kacau, otaknya seakan buntu dan tidak bisa berpikir jernih. Keadaan saat ini memang sangat kacau dan bisa dijadikan kesempatan olehnya untuk kabur, akan tetapi sangat tidak mungkin dia meninggalkan Yeonjun sendirian.

"Hyung, bagaimana ini?! Kita tidak mungkin membiarkan Yeonjun Hyung bertarung sendirian. Kita tidak mungkin meninggalkannya sendirian kan?!", Beomgyu juga sama kalutnya dengan Soobin.

"Ayo Choi Soobin berpikirlah!!", Soobin memukul kepalanya dan bahkan menjambak rambutnya. Dia berharap dengan melakukan itu otaknya akan segera mendapatkan ide, tapi sayangnya tidak. Sedangkan di sisi lain Dokter Kim Nam Joon hanya melihat dari kejauhan. Kesabarannya mulai habis, dia melihat jam di tangan kanannya.

"Tsk, berapa lama lagi 'mereka' akan datang?", katanya pada diri sendiri. Kim Nam Joon

engedarkan pandangannya, berharap bantuannya akan datang segera.

DHUAR!!

Pria dengan jas dokter itu dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah suara ledakan itu. Dan ternyata Yeonjun berhasil menumbangkan semua petugas di sana. Nam Joon akui bahwa kekuatan yang dimiliki Yeonjun itu besar. Apalagi jika itu menyangkut keselamatan kedua adiknya, sudah bisa dipastikan kekuatannya akan bertambah 10x lipat. Nam Joon mengurungkan niatnya untuk berlari ke arah Yeonjun saat melihat bala bantuannya sudah datang.

Sesuatu melesat ke arah Yeonjun dengan kecepatan yang tinggi, hingga membuat laki-laki itu terpental beberapa meter dan berteriak kesakitan.

"Sepertinya aku datang terlambat ya?", tanya laki-laki itu pada Kim Nam Joon yang ada di belakangnya.

"Menurutmu?", Kim Nam Joon hanya mendengus sebagai jawaban.

"Maaf, ada sampah yang harus aku urus tadi. Dan sekarang saatnya mengurus sampah yang ini.", kata laki-laki dengan seringainya dan langsung melesat cepat ke arah Yeonjun.

Belum sempat Yeonjun berdiri, laki-laki yang tadi menyerangnya sudah berada di depannya dan langsung menendang wajahnya. Yeonjun yang tidak sempat menghindar untuk kedua kalinya terlempar beberapa meter.

"Sialan! apa yang-", laki-laki itu bahkan tidak membiarkan Yeonjun menyelesaikan perkataannya dan kembali meninju perut Yeonjun hingga membuatnya jatuh tersungkur.

"Ughh!!", Yeonjun merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya, bahkan ia merasa akan memuntahkan isi perutnya.

"Dokter Nam Joon bilang kau kuat. Sepertinya dia salah menilai.", laki-laki itu berjalan pelan mendekati Yeonjun yang sudah terkapar di tanah. Seluruh badan Yeonjun terasa sakit, bahkan hanya untuk membalikkan badan saja dia tidak mampu. Yeonjung merasakan kepalanya mulai pusing dan bahkan telinganya berdengung.

Sedangkan Soobin dan Beomgyu hanya berdiri mematung menyaksikan Yeonjun yang sudah terkapar di tanah. Kejadian itu begitu cepat, bahkan Soobin dan Beomgyu tidak menyadari bahwa ada seseorang di belakang mereka.

"Gotcha~", seorang perempuan berbisik di telinga mereka bedua. Belum sempat Soobin menolehkan kepalanya, tubuhnya sudah terlempar karena pukulan dari perempuan itu.

"Aghhh!!", teriakan Soobin menyadarkan Beomgyu.

"Soobin Hyung!!", Beomgyu yang hendak menghampiri Soobin. Namun langkahnya dicegah oleh perempuan itu. Karena tangan kiri perempuan itu mencekik leher Beomgyu.

"Uggh!! Le-lepaskan!", Beomgyu berusaha meronta dari cengkraman perempuan itu namun sia-sia. Cengkaramnan di lehernya terlalu kuat, bahkan Beomgyu mulai kehabisan nafas.

"Ternyata kau lemah sekali, begini saja Kim Nam Joon tidak bisa menangani kalian.", kata perempuan itu dengan nada remeh.

"Lepaskan adikku!!", kata Soobin yang tiba-tiba berada di belakang perempuan itu dan berniat untuk memukulnya. Namun berhasil dihindari oleh perempuan itu, membuat cengkramannya terlepas dari leher Beomgyu.

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang