CHAPTER 31 (AGAIN!!!)

182 22 0
                                    

Yeonjun tidak tinggal diam, dengan segera ia melemparkan serangan apinya ke arah Hongjoong. Namun pemuda itu berhasil menghindar dan melompat mundur. Dan benar dugaannya. Getaran tanahnya berhenti, karena Hongjoong tidak fokus.

"Tsk, kau tidak asik. Kau tahu itu? Kenapa kalian tidak menyerah saja untuk mempermudah tugasku?"

"Jika tugasmu membunuh kami, maka tugasku adalah melindungi keempat adikku. Tidak akan pernah aku biarkan kau menyakiti bahkan menyentuh mereka!", tanpa sadar sayap api keluar dari punggung Yeonjun. Pemuda berambut hitam itu segera melesat ke arah Hongjoong, tak lupa dengan bola api yang dilayangkan pada Hongjoong bertubi-tubi.

"Woah~ sangat menarik. Baiklah, bertarung denganmu sepertinya akan membuatku bersenang-senang!", Hongjoong tidak tinggal diam. Dirinya juga menangkis dan mulai menyerang Yeonjun dengan kekuatan tanah yang dia miliki. Ya, kekuatan Hongjoong bisa mengendalikan tanah.

Entah sudah berapa bola api yang Yeonjun layangkan ke arah Hongjoong, tapi semua itu tidak ada yang mengenainya satupun. Serangan api Yeonjun selalu berhasil ditepisnya dengan tamengnya yang terbuat dari tanah. Dan Yeonjun tidak bisa menembus pertahanan Hongjoong dari jarak jauh.

Haruskah ia mencoba menyerang dari jarak dekat? Tapi rasanya akan lebih berbahaya, karena kekuatan Hongjoong adalah tanah. Semua serangan bisa terjadi, selama kakinya menyentuh tanah.

Hongjoong menghentakan kakinya dan kemudian gundukan tanah yang tinggi muncul dan berhasil mengenai tubuh Yeonjun hingga pemuda itu jatuh ke menghantam tanah. Kemudian Hongjoong mengepalkan tangannya. Hal itu membuat tanah di sekitar Yeonjun membungkus dan menekan tubuhnya, hingga pemuda itu tidak bisa bergerak.

"BERHENTI!!", teriakan Hueningkai berhasil membuat Hongjoong tidak bisa bergerak.

"Sial! Aku melupakan keberadaan mereka berempat.", Hongjoong berusaha untuk tenang dan mencoba melepaskan diri dari kekuatan siren voice milik Hueningkai.

Taehyun yang melihat itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan segera berlari ke arah Hongjoong dan mulai menatap mata Hongjoong. Pemuda itu mencoba untuk mengendalikan pikiran Hongjoong.

Beomgyu juga ikut membantu. Matanya tidak sengaja melihat ada beberapa pipa besi di sana, dengan segera mengayunkan tangannya. Beomgyu melengkungkan pipa besi itu dan mengunci tubuh Hongjoong, agar musuhnya sulit untuk bergerak. Sehingga Taehyun juga bisa menggunakan kekuatannya.

Sedangkan Soobin langsung menghampiri Yeonjun dan berusaha mengeluarkan kakaknya itu dari cengraman tanah milik Hongjoong, yang sepertinya sudah mulai mengendur karena tubuhnya yang tidak bisa bergerak.

"Arrgghhh!! Hentikan, sialan!! Lepaskan aku!!!", teriak Hongjoong saat kepalanya terasa akan meledak karena dirinya berusaha untuk tetap mengambil kesadarannya. Pikirannya berusaha melawan kekuatan Taehyun yang akan mengendalikannya.

"Ughh! Sulit sekali untuk mengendalikan orang keras kepala seperti mu, huh?!", Taehyun tetap berusaha fokus untuk mengendalikan uniquer di hadapannya ini. Namun saat hampir berhasil, tiba-tiba pamuda dengan sayap besi di belakang punggungnya datang dan segera membuat mereka semua megalihkan fokusnya pada pemuda yang baru saja datang.

"Apa dia berhasil mengalahkan pilot itu?", tanya Soobin entah pada siapa.

"Sebaiknya kita harus pergi sekarang. Soobin larilah ke belakang greenhouse ini. Aku akan mengulur waktu. Mungkin saja ada tempat persembunyian di belakang sana.", perintah Yeonjun pada adiknya itu. Setelah dirinya berhasil keluar dari tanah yang menyelimuti tubuhnya tadi.

"Hyung, kenapa kau selalu seperti ini?!", jujur saja Soobin marah. Lebih tepatnya dia kecewa dan marah dengan dirinya sendiri yang merasa tidak berguna. Kenapa kekuatannya tidak berguna untuk membantu orang-orang yang disayanginya.

"Hei, Soobin. Tugasku adalah menjaga kalian, dan aku janji pasti akan menyusul. Kau tau, aku cukup kuat bukan?", Yeonjun berusaha meyakinkan adik keduanya ini.

"Hyung-", perkataan Soobin terhenti saat mendengar teriakan Taehyun.

"Aaakkhh!!", Taehyun meringis kesakitan. Saat merasakan kulitnya tersayat cukup dalam. Beruntung dirinya reflek berguling ke kanan saat melihat sebuah pedang mengarah padanya. Jika tidak, sudah dipastikan bukan tangannya yang tersayat. Melainkan perutnya.

"Taehyun!!", Hueningkai berusaha untuk mendekati Taehyun tanpa menyadari bahwa musuh sudah berada di belakangnya dan siap menebas lehernya.

Beomgyu yang melihat itu dengan segera melemparkan tubuh Hueningkai menjauh dengan telekinesisnya. Dan beruntung tepat pada waktunya. Jika terlambat sedikit saja, maka kepalanya sudah terpisah dengan tubuhnya.

"Haish!! Sepertinya misiku gagal untuk membunuh mereka. Tapi tidak masalah. Setidaknya dia yang akan menggantikanku untuk membunuh mereka berlima.", kata Hongjooong yang meregangkan tubuhnya tak lupa dengan senyuman di wajahnya. 

Bersamaan dengan Hueningkai yang terlempar, tubuh Hongjoong berhasil digerakannya kembali, tak lupa dia menghancurkan pipa besi yang melilit tubuhnya. Dan dengan segera dia melompat menjauhi area pertarungan itu. Melirik sekilas, dan setelahnya Hongjoong pergi dari sana dan membiarkan pemuda bersayap besi itu yang menghabisi kelima uniqeur itu.

Tidak ada yang memperdulikan kepergian Hongjoong sekarang. Karena mereka berlima tengah sibuk melawan musuh baru, yang sepertinya lebih kuat dan agresif dibandingkan uniquer berkekuatan tanah itu.

"Soobin, bantu Taehyun dan Hueningkai! Segeralah pergi ke belakang greenhouse Aku akan membantu Beomgyu.", setelah mengatakan itu Yeonjun mulai membantu Beomgyu menyerah musuh itu.

"Kai, kau baik-baik saja?", pertanyaan Soobin hanya dijawab anggukan oleh Hueningkai. Kemudian, dengan segera mereka berdua memapah Taehyun yang sepertinya sulit untuk menggerakkan tangannya.

"Aw!! Hyung, tidak bisakah kau memperlakukanku sedikit lebih lembut?!", hampir saja Taehyun mengumpat saat tubuhnya digendong dengan kasar oleh Soobin.

Soobin, Taehyun, dan Hueningkai berlari menuju area belakang greenhouse. Namun musuh yang melihat itu tidak tinggal diam. Dengan satu gerakan, berhasil menghunuskan sebilah besi dari punggungnya dan mengenai bahu kanan Hueningkai.

"Aghh!!", serangan itu membuat Hueningkai langsung jatuh tersungkur, hingga tautan tangannya dengan Soobin terlepas.

"KAI!!", Soobin segera menunduk dengan Taehyun yang masih ada di punggungnya. Soobin menahan tubuh Hueningkai yang berusaha bangkit untuk tetap berlari.

"Aku baik-baik saja, hyung.", kata Hueningkai berusaha untuk menenangkan Soobin. Ingin rasanya Soobin menangis saat ini juga. Kenapa sejak dirinya keluar dari markas RU.R.AL itu dirinya tidak bisa menggunakan kekuatan teleportasinya untuk membantu saudaranya.

Soobin membantu memapah Hueningkai sambil menggendong Taehyun yang ada di punggungnya. Sedangkan Yeonjun dan Beomgyu berusaha untuk mengulur waktu agar Soobin dan yang lainnya sampai di area belakang greenhouse.

Setelah melihat punggung mereka yang mulai menghilang, Yeonjun dengan segera mengeluarkan seluruh kekuatan apinya. Tidak peduli dengan tubuhnya yang sudah sedikit demi sedikit melepuh karena terus menggunakan kekuatannya.

"Beomgyu maaf. Sebaiknya kau juga ikut menyusul Soobin dan yang lainnya.", Yeonjun mengembangkan sayap apinya lebih lebar lagi, kemudian terbang melesat ke arah Beomgyu dan menarik tangan adik bungsunya itu, kemudian melemparkannya ke arah belakang greenhouse.

Jujur saja Beomgyu yang tidak siap ketika tubuhnya terlempar hanya bisa mengumpati kakak sulungnya itu. Tubuhnya jatuh menghantam tanah dengan tidak elitnya. Beruntung kakak keduanya datang dan membantunya untuk berdiri.

"Kau baik-baik saja?", Beomgyu mendekati Taehyun.

"Aku yakin kau tidak buta untuk bisa melihat bahwa aku tengah kesakitan sekarang.", jika saja Taehyun tidak sedang kesakitan, sudah dipastikan kaki Taehyun akan mendendang kepala Beomgyu. Sedangkan Soobin tengah memeriksa luka Hueningkai.

Tapi detik berikutnya suara benturan yang sangat keras menyadarkan mereka berempat.

BRAKK!!!

To be continue....

Selamat menikmati... dan sampai jumpa di chapter selanjutnya....

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang