Raul dan Nana Kembali dengan berbagai macam buah dan juga beberapa tanaman obat yang bisa mengobati luka Soobin. Namun begitu mereka berdua sudah sampai, mereka tidak menemukan satu orangpun di gua itu.
"Di mana mereka?", Raul mulai panik karena kehilangan kelima anak laki-laki itu.
"Sial! Raul, sepertinya musuh sudah menemukan mereka!", teriak Nana Ketika matanya melihat ada tetesan darah di tanah.
"Nana, kita harus menemukan mereka sebelum dokter gila itu!", setelah mengatakan itu Raul segera berlari keluar gua di susul Nana di belakangnya.
.
.
.
30 MENIT SEBELUMNYA
Saat ini Yeonjun tengah menemani Hueningkai yang sedang menyelesaikan urusannya.
"Kai, apa kau sudah selesai? Kenapa kau lama sekali? Jangan bilang urusanmu bertambah?", tanya Yeonjun sambil melihat keadaan sekitar. Memastikan bahwa mereka berdua aman tanpa diketahui oleh musuh.
"Sebentar lagi, hyung.", Yeonjun hanya memutar matanya bosan. Karena stok kesabarannya masih banyak, jadi dia tidak ingin berkomentar lebih.
"Sudah?", Yeonjun melihat Hueningkai dari atas ke bawah.
"Ada apa, hyung?"
"Tidak ada. Sebaiknya kita Kembali, aku takut mereka menemukan kita."
"Tunggu dulu, hyung. Apa tidak sebaiknya kita mencari air? Sudah dari kemarin kita tidak minum. Dan tenggorokku terasa kering.", sebenarnya Yeonjun pun merasakan apa yang dirasakan Hueningkai. Yeonjun juga yakin adiknya Soobin yang terluka itu perlu air, setelah kejadian tadi malam.
"Baiklah, tapi jika terlalu jauh kita harus Kembali."
"Tidak perlu berjalan jauh, hyung. Aku mendengar suara gemercik air dari di sana.", Hueningkai menunjuk ke arah belakangnya.
.
.
.
"Apakah kau juga memiliki kekuatan lain selain dari suaramu? Seperti... pendengaranmu mungkin?"
"Entahlah, hyung. Aku tidak tau.", pasalnya benar dugaan Hueningkai sekitar 2 kilo meter dari tempat mereka, ada sebuah sungai kecil yang jernih. Setidaknya mereka bisa meminum air itu.
"Tapi bagaimana kita mengambil air untuk yang lainnya? Aku tidak memiliki wadah apapun."
"Bagaimana kalau kita gunakan saja bambu ini hyung?", Hueningkai menunjukkan sebuah bambu yang lumayan besar.
"Kau jenius, Kai. Kita bisa gunakan ini. Bisa tolong kau cuci bambunya, aku akan menangkap beberapa ikan juga.", kata Yeonjun sambil mengelus rambut Hueningkai.
Setelah selesai dengan tugasnya, Hueningkai menghampiri Yeonjun dan berniat membantunya menangkap ikan.
"Yeonjun Hyung, lihat aku dapat ikan!!", teriak Hueningkai antusias ketika mendapatkan seekor ikan berkuran sedang di tangannya.
Yeonjun hanya terkekeh melihat tingkah Hueningkai, seperti anak yang mendapatkan mainan baru. Namun seketika matanya membelalak, melihat makhluk di belakang Hueningkai.
"Kai, jangan menoleh ke belakang dan berjalan ke arahku sekarang!", perkataan Yeonjun yang ambigu membuat bulu kuduk Hueningkai seketika meremang. Perasaannya tidak enak, apakah ada hewan buas di belakangnya.
"Hyung-"
"Grrr....", sebuah erangan terdengar sangat jelas di telinga Hueningkai. Laki-laki itu menelan ludahnya susah payah. Segera Hueningkai mengikuti perkataan Yeonjun, berjalan mendekat ke arah Yeonjun tanpa menoleh ke belakang. Walaupun penasaran, tapi ketakutannya lebih besar.
![](https://img.wattpad.com/cover/349627406-288-k885979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIQUER
FanfictionUniquer adalah manusia yang memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Menjadi seorang uniquer bukanlah hal yang mudah, mereka harus siap dijauhi karena dianggap aneh dan bisa menyakiti orang lain jika tidak bisa mengenda...