Jeno sedang berada di ruang bawah tanah milik si kembar. Ruangan itu berisi berbagai macam jenis senjata, dan kendaraan yang bisa digunakan untuk bertarung. Mia sengaja membuat ruangan bawah tanah itu untuk berlatih dan menyimpan semuanya itu untuk bertarung jika diperlukan saat keadaan darurat.
Jeno berjalan dan mulai membuka akses pintu utama di mana letak persenjataan berada. Namun sebelum mengambilnya, Jeno melakukan panggilan dengan Moa melalui smartwatch yang ada di pergelangan tangannya untuk meminta ijin terlebih dahulu.
"Halo, Moa? Apa kau masih sibuk rapat dengan pemerintahan?", tanya Jeno basa basi dengan tangannya yang sambil memilih salah satu senjata yang akan digunakannya untuk berjaga-jaga. Entah kenapa perasaannya tidak enak malam ini.
"Tidak. Dan aku sangat berterima kasih padamu, karena sudah menyelamatkan aku dari rapat yang membuatku mati kebosanan! Aku bahkan hampir membalik meja karena mendengarkan semua omong kosong dari mereka.", Jeno hanya tertawa mendengar jawaban Moa. Sebenarnya, dia sudah sangat paham jika Moa tidak menyukai formalitas seperti itu, terlebih gadis itu harus berhadapan dengan pemerintah yang selalu menggunakan topeng baiknya di depan umum.
"Haha, kenapa kau tidak Kembali saja? Bukankah misi kalian sudah selesai dan bisa Kembali lebih cepat? Bukankah Mia akan mengurus sisanya?"
"Ya, dan aku akan berakhir dengan mendengar ocehannya semalaman setelah pulang nanti. No thanks, I'm good!"
"Kalau begitu, bolehkan aku meminjam senjatamu? Aku lupa membawa tongkatku karena kau yang membuatku tergesa-gesa. Aku hanya membawa perisaku saja."
"Hm, just take whatever you need. Anything else?"
"Aku rasa tidak ada-"
BOOM!!!
Suara ledakan terdengar di telinga Jeno, bahkan Moa mendengarnya. Bersamaan dengan itu alarm ruangan itu berbunyi sangat nyaring.
"Jeno, what's happening there?! What was that sound?!!", suara Moa terdengar panik setelah mendengar ledakan itu.
"I have no idea. You better come back now. I'll check out what's going on.", segera Jeno menutup panggilannya dan berlari keluar tak lupa membawa tongkat besi yang entah apa kegunaannya, dia sendiri tidak tahu. Jeno hanya asal mengambil benda itu karena kebetulan berada di dekatnya, dan dia juga mengambil sebuah hoverboard.
Sebuah skateboard yang bisa terbang, dimana di dalamnya terdapat mesin berbentuk cakram yang menghasilkan medan magnet khusus yang digunakan untuk saling mendorong dan bisa terbang.
Jeno segera menaiki skateboard itu dan terbang melesat ke arah ledakan, dimana Yeonjun dan yang lainnya berada.
Sial! Dirinya lengah kali ini. Jeno yang melihat pemuda asing itu tengah menghunuskan benda tajam layaknya pedang yang keluar dari sayapnya dengan jumlah banyak. Dengan segera dia melompat di depan Yeonjun dan Soobin untuk menangkis serangan musuh. Pemuda itu langsung menggunakan perisai yang dibawanya untuk melindungi keduanya.
"Who the hell are you?!!", teriak Jeno setelah berhasil menangkis serangan pemuda bermasker itu. Beruntung perisai canggih yang berhasil ia ciptakan mampu menangkis serangan itu. Jeno memang bukanlah seorang uniquer, jadi dia hanya mengandalkan senjata. Walaupun begitu, kemampuan bertarungnya cukup hebat dan tidak bisa diremehkan.
Tapi, bukannya menjawab pemuda bertopeng itu hanya berdiam dan memperhatikan mereka bertiga.
Yeonjun dan Soobin mulai membuka matanya perlahan dan melihat pemuda asing bertambah satu di hadapan mereka.
"Soobin, kau baik-baik saja?!", tanya Yeonjun pada adiknya itu. Karena dirinya melihat Soobin hanya terdiam kaku dan hanya memandang pemuda di hadapannya. Yeonjun pun mengikuti arah pandang adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNIQUER
FanfictionUniquer adalah manusia yang memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Menjadi seorang uniquer bukanlah hal yang mudah, mereka harus siap dijauhi karena dianggap aneh dan bisa menyakiti orang lain jika tidak bisa mengenda...