CHAPTER 26 (THE STORIES OF THE PAST)

346 44 0
                                    

KRIET...

Mia mengajak kelima pemuda itu untuk mengikutinya masuk ke sebuah ruangan. Dan betapa terkagumnya mereka berlima saat melihat ruangan yang indah itu. Banyak berbagai macam foto yang terpajang, juga banyak buku yang tertata rapi di setiap rak lemari.

"Apakah kau memiliki perpustakaan pribadi di sini?", tanpa sadar Taehyun bertanya dan tak lupa matanya yang menatap binar pada semua tumpukan buku itu. Ya, Taehyun memang sangat suka membaca. Buku apapun itu, Taehyun suka. Karena saat dirinya kecil, tidak ada yang ingin bermain dengannya dan hanya buku yang menjadi temannya untuk membunuh kebosanannya.

"Hmm... bisa dibilang begitu. Tapi sebenarnya ini adalah ruang pertemuan untuk diskusi."

"Hah? Ruang diskusi? Maksud noona ?"

"Eh? Kau memanggilku apa?", Mia ingin memastikan bahwa pendengarannya tidak salah dengar setelah perkataan Soobin.

"Euh... Apa aku salah bicara?", Soobin tiba-tiba merasa tidak enak dan bersembunyi di belakang Yeonjun.

"Haha, astaga... kau tidak perlu takut, Soobin. Aku hanya terkejut saja, karena sebelumnya tidak ada yang memanggiku dengan embel-embel noona. Mereka biasanya langsung memanggil namaku."

"Tapi kau lebih tua dari kami.", kini giliran Yeonjun yang buka suara.

"Tidak masalah, santai saja. Kalian bisa memanggilku senyaman kalian saja. Tapi, aku lebih suka jika kalian langsung memanggil namaku saja. Aku tidak terlalu suka formalitas.", Mia kemudian berjalan mendekati salah satu pigura yang tertutup oleh kain. Dan menariknya hingga kain itu jatuh ke lantai.

Setelah kain itu terjatuh dan menampakkan foto yang ada di bingkai itu Yeonjun, Soobin, Beomgyu dan Hueningkai terkejut melihatnya. Kecuali Taehyun, karena hanya Taehyun yang tidak ingat bagaimana rupa kedua orang tuanya.

"Ayah... ibu...?", lirih Beomgyu.

"Iya, ini adalah foto orang tua kita."

"Kita? Maksud noona-eh! Maksudku Mia?", Hueningkai bingung dengan perkataan Mia sampai tergagap. Sedangkan Mia hanya tersenyum.

"Ini adalah orang tua ku. Dan ini adalah orang tuamu... Taehyun.", tunjuk Mia pada mereka.

Perkataan Mia membuat Taehyun terkejut. Padahal dirinya belum bertanya apapun, apakah ekspresi bingungnya sangat kentara?

"It's a long story and really complicated. You guys ready to hear it?", tanya Mia pada kelima pemuda yang ada di depannya itu. Dan mereka berlima bertukar pandangan kemudian mengangguk setuju.

"Raul pasti sudah menceritakan tentang kedua orang tua kalian yang berhasil keluar dari markas RU.R.AL itu bukan?", perkataan Mia diangguki oleh mereka berlima.

"Tapi apa hubungannya dengan kematian orang tua kami?", kini Yeonjun yang bertanya.

"Setelah orang tua kita semua berhasil kabur, mereka membangun sebuah organisasi untuk melindungi para uniquer. Mereka sudah merasakan betapa tersiksanya menjadi uniquer yang dijadikan kelinci percobaan oleh Dokter Rudolf. Dan mereka ingin menyelamatkan agar uniquer tidak diperlakukan layaknya manusia pada umumnya."

"Organisasi apa yang kau maksud?", tanya Beomgyu.

"Uniquer Organitation. Itu adalah tempat di mana semua uniquer dilatih untuk bisa mengendalikan kekuatannya. Setelah itu, mereka akan menjalankan misi penyelamatan untuk para uniquer yang ditangkap oleh Dokter Rudolf. Dan karena hal itulah orang tua kita menjadi dekat satu sama lain. Bahkan aku masih mengingat saat kalian masih kecil.", jelas Mia sambil terkekeh jika mengingat masa kecilnya.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?", Yeonjun bertanya karena bingung bagaiaman cara Mia mengenalnya.

"Benar, saat itu aku dan Moa berumur 8 tahun. Orang tua ku sedang mengadakan rapat membuat strategi untuk misi penyelamatan dunia. Karena menurut informasi yang didapat, Dokter Rudolf berhasil mencipatakan sebuah mesin yang sangat berbahaya dan mampu membawa dunia ini pada kehancuran. Beruntung mereka membawa kalian sehingga kita bisa bermain bersama, sehingga aku juga Moa tidak mati kebosanan karena menunggu rapat mereka saat itu. Aku bahkan sangat merindukan kedua saudarimu, Kai. Aku juga masih ingat betapa imut dan tingkah kalian yang menggemaskan saat itu.", senyuman Mia tidak luntur saat menceritakan momen-momen membahagiakan itu.

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang