CHAPTER 17 (AN EXPLANATION)

470 61 6
                                    

Matahari sudah mulai muncul ke permukaan bumi dan cahayanya mulai bersinar memasuki gua. Sekarang sudah pukul 7 pagi. Beruntung musuh masih belum menemukan mereka. Walaupun kekuatan bayangan Nana sudah tidak bisa menyembunyikan keberadaan mereka, setidaknya mereka masih aman menggunakan gua itu sebagai tempat persembunyian.

Soobin mulai mengerjapkan matanya, dan saat matanya sudah terbuka rasa sakit yang ada di kakinya mulai dirasakannya. Bahkan suara rintihannya membuat Yeonjun bangun.

"Soobin kau sudah sadar?", kantuk Yeonjun langsung menguap saat melihat adiknya itu membuka matanya.

"Hyung? Di mana ini?"

"Yang pasti ini bukan di rumah sakit.", jawab Taehyun yang ternyata dia bangun sedari tadi. Sepertinya dia tidak bisa tidur karena terus terjaga. Matanya sangat mengantuk tapi otaknya tidak mengijinkan tidur.

"Hyung apa yang terjadi?", tanya Soobin pada Yeonjun yang tidak menghiraukan perkataan sarkas dari Taehyun.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Apa yang sudah terjadi padamu, sampai kau terluka seperti itu?"

"Aku tidak terlalu ingat kejadiannya hyung. Yang aku ingat ada seorang dokter berkumis tebal dengan kacamata hitam yang diletakkan di atas kepala botaknya, dia menyuruhku untuk berteleportasi ke sebuah pulau. Aku tidak tau itu pulau apa. Tapi pulau itu sangat berbahaya, semua tanaman di sana kanibal dan hidup. Mereka bahkan bergerak mengejarku dan berhasil melukaiku. Beruntung aku bisa berteleportasi kembali dengan selamat.", Soobin mencengkram lengan baju Yeonjun karena ketakutan mengingatnya.

"Sepertinya ketakutan kita benar-benar terjadi, Raul.", ternyata Nana mendengarkan percakapan Yeonjun dan Soobin.

"Apa dokter itu bernama Rudolf?", Yeonjun bertanya pada adiknya.

"Iya! Benar hyung, aku sempat mendengar Dokter Kim Nam Joon memanggilnya Dokter Rudolf."

"Sialan! Akan kubunuh dia! Berani sekali dia menyakiti adikku!", Yeonjun mengepalkan tangannya.

"Hei, jangan bertindak gegabah. Dia itu sangat berbahaya. Sekali salah langkah nyawamu akan hilang dari dunia ini.", Raul ikut menimpali.

"Bukankah berarti kau juga berbahaya? Kau adalah teman Dokter Nam Joon, dan dia bekerja sama dengan Dokter Rudolf. Bukankah koneksi kalian sangat kebetulan? Aku mulai meragukan kalian, sepertinya kalian menyembunyikan sesuatu.", Taehyun berjalan mendekat ke arah Raul. Dan meninggalkan Beomgyu dan Hueningkai yang masih tertidur.

"Sepertinya kau harus menjelaskan semuanya kepada mereka, Raul.", kata Nana yang saat ini tengah memeriksa luka Soobin.

"Huft, baiklah. Dari mana aku harus memulainya?"

"Perkenalan diri mungkin?", Nana menyahut.

"Namaku adalah Raul, aku adalah manusia biasa-"

"Semua juga tau itu. Dan itu bukanlah sebuah penjelasan.", untuk kesekian kalinya perkataan sarkas keluar dari mulut Taehyun. Tapi Raul tetap melanjutkan ceritanya.

"Aku adalah seorang ilmuwan. Aku memiliki senior bernama Seokjin Hyung. Dia sangat baik dan aku mengangguminya. Jika sebagian besar para ilmuwan menjadikan uniquer sebagai kelinci percobaan, beda halnya dengan Seokjin Hyung. Dia memperlakukan uniquer seperti teman bahkan saudara sendiri. Termasuk kedua orang tua kalian."

"Kau kenal dengan orang tua kami?", tanya Yeonjun.

"Ya, orang tua kalian adalah uniquer yang kuat. Bahkan mereka berhasil melarikan diri dari markas RU.R.AL yang ada di Jepang. Setelah mereka berhasil melarikan diri, mereka membangun sebuah organisasi untuk menolong para uniquer yang bernasib sebagai kelinci percobaan Dokter Rudolf. Dan Seokjin Hyung juga ikut masuk ke dalam organisasi itu. Mereka membangun sebuah tempat yang layak untuk disebut rumah oleh para uniquer. Sebuah tempat yang bisa menampung banyak uniquer. Bahkan Seokjin Hyung mengajari mereka cara untuk mengendalikan kekuatan mereka. Tapi sayangnya salah seorang uniquer berkhianat dan bekerja sama dengan Dokter Rudolf."

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang