Yeonjun sudah sampai di lantai 1. Dan sekarang dia sudah berada di depan pintu keluar keluar, akan tetapi dia tidak melihat kedua adiknya. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat keadaan sekitar lantai 1 yang entah kenapa terasa sepi. Bahkan Yeonjun tidak melihat ada penjaga yang berkumpul.
"Wah kau sudah sampai duluan ternyata.", sapa seorang petugas pada Yeonjun. Sedangkan Yeonjun sendiri tidak tahu harus membalas bagaimana, selain mengangguk dan membungkuk hormat.
"Kau sakit? Tidak biasanya kau memberi hormat padaku? Bukankah kita seumuran?", kata petugas itu yang tiba-tiba merangkul bahu Yeonjun.
"Hahaha, i-iya", hanya itu yang keluar dari mulut Yeonjun.
"Nah, itu mereka yang akan bertugas dengan kita malam ini.", petugas di sebelahnya menunjuk gerombolan 5 orang yang berjalan mendekat ke arahnya. Dan Yeonjun sangat bersyukur saat melihat Beomgyu dalam gerombolan itu. Begitupun dengan Beomgyu yang melihat ada Yeonjun.
"Kau sudah sampai duluan Mint?", ternyata petugas yang merangkul bahunya secara tiba-tiba itu bernama Mint.
"Aku hanya tidak sabar mengakhiri tugas ini dan cepat kembali tidur di kasur kesayanganku."
"Dasar pemalas.", cibir petugas yang ada di samping Beomgyu.
"Sudah-sudah kita sebaiknya berjaga di sini. Ke posisi kalian masing-masing!", perintah salah seorang petugas yang Yeonjun yakini itu adalah kaptennya.
"Hyung, di mana Soobin Hyung?", segera Beomgyu mendekati Yeonjun dan berbisik.
"Aku tidak tahu, Beomgyu. Kita tunggu saja beberapa menit lagi.", dan setelah itu mereka berdua menjauh satu salam lain dan ke posisi mereka untuk berjaga dekat pintu keluar.
.
.
.
Suasana menjadi kacau, semua orang yang ada di ruangan itu berhamburan keluar bahkan beberapa dari mereka menginjak tubuh Soobin yang terjatuh saat berjalan mundur.
"Astaga badanku, terasa remuk!", Soobin berusaha bangkit berdiri. Hanya tersisa dirinya di ruangan itu saat ini.
Soobin berjalan dengan tertatih menuju pintu keluar. Betapa terkejutnya dia saat sebuah meja melayang melewati atas kepalanya dan hancur tepat di depannya, membuatnya menghentikan langkah. Segera Soobin menolehkan kepalanya. Keterkejutannya semakin bertambah saat melihat pria tadi berubah wujud, layaknya manusia serigala yang akan memangsa manusia di hadapanya. Dan itu adalah dirinya!
Seluruh badan Soobin bergetar dan kaku. Kakinya mati rasa, tidak bisa digerakkan bahkan untuk berlari. Manusia serigala itu berjalan mendekati Soobin, bahkan Soobin bisa mendengar suara geraman yang keluar dari mulutnya.
Jika tidak bisa lari kenapa tidak teleportasi? Itu yang akan Soobin lakukan, tapi kekuatannya tidak keluar saat ini. Soobin sudah berusaha berkonsentrasi untuk berpindah tempat. Tapi saat dia membuka mata, wajah manusia serigala itu sudah ada di hadapannya. Soobin menelan ludahnya dengan susah payah.
"Apakah ini akhir hidupku? Ayolah yang benar saja! Mati di makan manusia serigala?! Itu mati konyol namanya!", Soobin berkata pada dirinya sendiri.
"Grrr.... Groaarr!!!", manusia serigala itu hampir saja menerkam Soobin, dan beruntung Soobin dengan cepat meraih tongkat besi yang ada di sebelahnya, walaupun punggungnya jatuh membentur lantai. Setidaknya itu bisa menahan gigi-gigi tajam itu tidak menancap di lehernya.
"Aghhh!!", Soobin sangat kuwalahan menghadapi manusia serigala itu.
"GROAARRR!!!", manusia serigala di depannya ini tidak berhenti mengaum di hadapan wajah Soobin. "Ayolah Choi Soobin, BERPIKIRLAH!!", teriak Soobin pada dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNIQUER
FanfictionUniquer adalah manusia yang memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Menjadi seorang uniquer bukanlah hal yang mudah, mereka harus siap dijauhi karena dianggap aneh dan bisa menyakiti orang lain jika tidak bisa mengenda...