CHAPTER 1 (NOT AN ORDINARY HUMAN)

1K 81 5
                                    

Seorang laki-laki berumur 16 tahun telihat mulai mengerjapkan matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya saat membuka matanya.

"Agh! Ke-kepalaku...", lenguhan pelan keluar dari mulutnya.

"Kau sudah bangun? Bagaimana kondisi kepalamu? Apa masih sakit?", hal pertama yang dilihat oleh anak laki-laki itu adalah seorang dokter dengan kacamata yang diletakkan dikepalanya. Tak lupa dengan namtag yang terpasang di dadanya bertuliskan 'Dr. Raul'.

"Masih sakit dokter, apa yang sudah terjadi padaku?", tanya anak laki-laki itu sambil berusaha bangun dari posisi tidurnya.

"Ah, kau lupa kejadian yang menimpamu ternyata. Baiklah aku akan menjelaskannya, hm... Kai Kamal Hueningkai? Wow namamu unik sekali.", kata Raul sambil membuka lembaran kertas di tangannya yang berisi profil anak di hadapannya.

"Kau bisa memanggilku Kai dokter, atau Hueningkai tidak masalah."

"Kai saja lebih pendek.", putus Raul cepat.

"Dengarkan aku, Kai. Kau sadar bukan jika kau bukan manusia biasa?", tanya Raul dengan nada serius. Bahkan tatapannya berubah menjadi tajam membuat Hueningkai tegang. Dia tidak menjawab sepatah kata pun dan hanya menunduk.

"Hei, tenanglah. Aku bukan orang jahat. Aku di sini hanya ingin menolongmu. Pamanmu memberitahuku bahwa kau tidak bisa mengendalikan kekuatanmu itu kan? Apalagi setelah kematian kedua orangtuamu dan kedua saudarimu. Jika kau mengijinkan aku untuk membantumu, aku janji akan membuatmu bisa mengontrol kekuatanmu agar tidak menyakiti orang lain lagi. Bagaimana?"

"Apa dokter janji?", Hueningkai menatap mata Raul dengan berkaca-kaca.

"Iya, aku janji.", Raul mengulurkan jari kelingkingnya di hadapan Hueningkai. Dan itu diterima oleh Hueningkai.

"Kalau begitu sekarang ceritakan padaku tentang kekuatanmu, Kai".

"5 bulan yang lalu, bertepatan dengan kecelakaan itu. Aku ingat, saat itu aku dan keluargaku akan pergi berlibur ke Hawai tempat kelahiranku. Namun perjalanan ke bandara kami mengalami kecelakaan. Waktu itu aku hanya bernyanyi, dan entah apa yang terjadi pada ayahku tiba-tiba ia tidak sadarkan diri, ibuku berusaha membangunkan ayah dan mengendalikan setirnya. Namun tiba-tiba sebuah truk menabrak mobil yang kami tumpangi, dan semuanya menjadi gelap. Dan saat aku membuka mataku, semua keluargaku meninggal dan hanya menyisakan aku.", Hueningkai menceritakan kejadian pahitnya dengan mulut yang bergetar. Bahkan dirinya menggigit bibirnya agar isak tangis tidak keluar dari mulutnya. Raul mendekati Hueningkai dan memeluknya. Mengelus pucuk kepalanya dan berusaha menenangkan bocah berusia 16 tahun itu.

"Dan sejak kejadian itu, apapun suara yang keluar dari mulutku seperti kutukan. Saat aku berteriak, mereka yang mendengar suaraku akan kesakitan bahkan telinganya mengeluarkan darah. Saat aku berkata mati, mereka akan membunuh diri mereka sendiri. Seperti aku menghipnotis mereka. A-aku... aku menyakiti mereka dokter.", Hueningkai menjelaskan kekuatan yang dimilikinya. Dan Raul mulai paham dengan kekuatan yang dimiliki oleh Hueningkai.

"Siren Voice", ujar Raul pelan pada dirinya sendiri.

"Tenanglah, Kai. Kau aman sekarang di sini. Aku berjanji akan membuatmu bisa mengontrol kekuatanmu. Kau memang masih terlalu dini untuk mengerti ini semua. Bukan hanya kau yang memiliki kekuatan seperti itu, di tempat ini kau bisa belajar untuk mengendalikan kekuatanmu."

"Maksud dokter? Apa ada orang lain yang memiliki suara kutukan sepertiku?"

"Bukan, tapi mereka bukan manusia biasa sepertimu.", Kata Raul melepas pelukannya dan menangkup wajah Hueningkai. "Jadi, kekuatanmu itu bukan kutukan. Itu bisa membantu orang lain suatu saat nanti. Kau mengerti?", kata Raul. Dan Hueningkai hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang