CHAPTER 11 (MEET)

595 72 4
                                        

Sudah 4 hari Raul berada di ruangan gelap seperti penjara bawah tanah. Dengan kedua tangan yang dirantai. Tidak hanya itu, luka yang ada di sekujur tubuh Raul masih segar dan sayatannya masih basah. Jas dokter yang digunakan saat ini sudah tidak berwarna putih melainkan berwarna merah darah.

Raul tetap berusaha untuk menjaga kesadarannya. Walaupun sangat sulit, matanya terasa berat dan nafasnya sudah tidak beraturan. Tiba-tiba terdengar suara pintu yang berdecit, dan muncul Dokter Kim Nam Joon.

"Bagaimana keadaanmu?", tanya Kim Nam Joon mendekati Raul dan mengecek keadaan juniornya itu.

"Menurutmu?", gumam Raul.

"Kenapa kau begitu bodoh melakukan hal itu?! Apa kau gila? Apa kau tidak menyayangi nyawamu? Kau tau sendiri 'dia' itu orangnya bagaimana.", tanya Kim Nam Joon bertubi-tubi. Sedangkan Raul hanya tersenyum lemah.

"Hyung, aku memang bukan seorang uniquer... aku adalah seorang ilmuwan. Tapi bukan berarti aku ingin menjadi ilmuwan jahat. Aku ingin menjadi ilmuwan seperti Seokjin Hyung, yang bisa menolong para uniquer.", dengan susah payah Raul mengatakan semua itu.

"Tapi nyawa adalah bayarannya.", Kim Nam Joon membalas dengan nada yang dingin.

"Hyung...", Raul memanggil Nam Joon.

"Bertahanlah, aku akan mencari cara untuk menngeluarkanmu dari tempat ini.", kemudian Nam Joon keluar. Tidak lama setelah Kim Nam Joon keluar, munculah seorang wanita dari kegelapan dan langsung memeluk Raul.

"Nana?!", Raul terkejut karena kedatangan tunangannya.

"Tsk, kenapa kau begitu bodoh?! Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk bersabar?! Aku yakin 'si kembar' itu akan melakukan sesuatu. Haish! Kau hampir saja membuat jantungku berhenti!", wanita itu memukul pelan bahu Raul yang terdapat luka menganga lebar.

"Akh!", rintih Raul yang membuat Nana langsung mendekat ke arah baju Raul. Dan menutup mulutnya, karena luka sayatannya sangat dalam bahkan darah belum berhenti. Nana segera mengeluarkan tas dari lantai.

"Bagaimana kau bisa melakukan itu?", tanya Raul.

"Apa kau lupa bahwa aku adalah uniquer yang bisa mengendalikan bayangan?", setelah menjawab Raul, Nana segera membuka isi tasnya yang berisi peralatan bedah. Ya, sebenarnya Nana juga adalah dokter bedah. Setidaknya dia bisa melakukan pertolongan pertama dengan menjahit dan menutup luka Raul.

"Aku sangat bersyukur melihatmu, setidaknya aku memiliki alasan untuk tidak menutup mataku saat ini.", Raul menatap wajah Nana. Ingin rasanya dia menyentuh pipi tunangannya itu. Tapi tidak bisa ia lakukan karena kedua tangannya yang dirantai.

"Jangan membual di saat seperti ini. Sepertinya aku akan mempercepat misi penyelamatan ini.", kata Nana yang sedang menjahit luka Raul.

"Maksudmu?

"Mia bilang misinya dilakukan 1 minggu lagi. Tapi melihat keadaanmu seperti ini, aku akan memajukannya menjadi besok!".

"Sepertinya sebentar lagi akan ada drama", Raul hanya terkekeh mendengar ucapan Nana.

.

.

.

Beomgyu tidak bisa tidur dengan tenang beberapa hari ini. Sejak mereka bertiga gagal melarikan diri, mereka ditempatkan di ruangan berbeda. Beomgyu bahkan tidak tahu di mana keberadaan kedua kakaknya itu. Dirinya hanya meringkuk di balik selimut, hanya ada ketakutan dan kekhawatiran dalam hatinya saat ini.

Biasanya jika dirinya tidak bisa tidur seperti ini, pasti Yeonjun atau Soobin yang akan menggenggam tangannya atau memeluknya sampai dirinya tertidur. Sehingga Beomgyu tidak merasa sendirian di tempat mengerikan ini. Tapi sekarang, tidak ada kakaknya yang menghibur atau menenangkannya saat ini.

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang