CHAPTER 32 (CONFUSE)

259 30 4
                                    

"Aghh!! Sial sial sial!!! Bagaimana aku bisa kehilangan fokus tadi!!!", entah sudah berapa kali Jeno mengumpat karena kelalaiannya saat mengindari serangan musuh tadi.

Sekarang dirinya terjebak dalam jeratan musuh. Besi-besi layaknya pedang itu tengah melingkar dan menghimpit tubuh Jeno. Pemuda berambut silver itu tengah berusaha melepaskan diri. Bahkan dirinya tidak memperdulikan kulitnya yang tersayat saat berusaha untuk keluar.

Saat dirasa usahanya sia-sia dan malahan semakin membuat tenaganya terkuras. Jeno berusaha untuk tenang dan mencari cara dengan kepala dingin. Dirinya mulai mengeluarkan sebuah pena kecil dari saku celananya. Jangan kalian berpikir bahwa itu adalah pena biasa. Karena saat dirinya menekan bagian atas penanya, muncul sebuah sinar laser. Jeno berusaha untuk memotong pedang-pedang yang ada di seklilingnya menggunakan laser itu.

"Astaga, kenapa laser ini tidak bisa memotong besinya lebih cepat?! Terbuat dari apa memangnya sayap besi itu?!!", jujur saja saat ini Jeno merasa sangat kalut. Karena musuh bersayap besi itu tengah terbang menuju arah di mana Yeonjun dan yang lainnya berada.

Dengan segera Jeno menghubungi Moa melalui smartwatch. Jeno ingin menanyakan posisi Moa saat ini. Bagaimana jika terjadi hal buruk pada kelimanya? Apa yang akan dia katakan pada Moa? Sial, apakah dirinya tidak bisa melindungi mereka berlima?! Jeno marah pada dirinya sendiri karena merasa gagal dalam melakukan tugas yang diberikan oleh teman baiknya.

"Halo, Jeno!! Bagaimana keadaan di sana?!", Jeno bisa mendengar dengan jelas suara Moa yang bergetar dan panik secara bersamaan.

"Moa, maaf. Aku tidak berhasil menghadang musuh.", jawab Jeno lesu.

"Kau baik-baik saja?! Jangan sampai kau terluka. Hei, jika terjadi sesuatu padamu akan kupercepat kau pergi dari dunia ini, kau mengerti?! Aku akan sampai sebentar lagi. Jadi, bertahanlah Jeno...", jujur saja Jeno terkekeh mendengar jawaban dari Moa. Ternyata temannya itu masih bisa mengkhawatirkannya. Padahal Jeno kira, Moa akan mengumpatinya karena gagal melindungi lima bocah itu.

"Haha, tenang saja."

.

.

.

Yeonjun dan musuh bertopeng itu saling menyerang satu sama lain. Jujur saja tubuh Yeonjun terasa amat sangat panas, bahkan rasanya seperti terbakar. Yeonjun sudah terlalu banyak menggunakan kekuatannya dengan paksa dan sudah mencapai batasnya.

Tapi sayangnya, semua serangan yang dilayangkan Yeonjun tidak berarti apa-apa saat mengenai musuh. Pemuda bertopeng itu seperti tidak merasakan sakit sama sekali saat api Yeonjun mengenai, bahkan membakar sebagian tubuhnya. Layaknya robot yang sedang diperintah, musuh bertopeng itu menyerang tanpa jeda. Bahkan Ketika terpental akibat serangan Yeonjun, musuh bertopeng itu tidak berteriak kesakitan ataupun bersuara sedikit pun.

Yeonjun mencoba untuk mengatur nafasnya yang mulai tidak teratur, pandangannya juga menjadi semakin buram. Bahkan sekarang dirinya merasa pusing dan sakit kepala yang luar biasa. Tapi Yeonjun tidak boleh menyerah, karena ada orang-orang yang harus ia lindungi.

"Aghh... sial! Sepertinya aku sudah mencapai batas....!!", Yeonjun berusaha untuk tetap fokus pada musuh di depannya, namun betapa terkejutnya dia. Detik berikutnya musuh sudah melesat terbang ke arahnya dan berhasil menghajar wajah Yeonjun hingga tubuh pemuda itu terlempar ke belakang, hingga membentur tembok belakang greenhouse.

"Akkhh...!!", ringisan kesakitan keluar dari mulut Yeonjun. Melihat Yeonjun yang terkapar membuat musuh berjalan mendekat ke arahnya.

Suara benturan yang sangat keras menyadarkan keempat pemuda yang tengah sibuk satu salam lain. Betapa terkejutnya Soobin saat melihat kakaknya yang sudah terkapar dengan musuh yang berada di dekatnya.

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang