CHAPTER 14 (RESCUE MISSION : THIRD)

437 56 6
                                    

Perempuan bernama Nana itu melambaikan tangannya ke arah Soobin dengan senyuman yang terukir di wajahnya.

"Bukankah sudah kubilang... kita berada di pihak yang sama", perempuan itu berjalan mendekati ketiga laki-laki itu.

"Ka-kau terluka.", kata Hueningkai terbata.

"Ini luka kecil. Tidak akan membuatku mati.", kata Nana yang mengusap darah di leher dan pelipisnya.

"Ngomong-ngomong kenapa hanya 3 orang? Bukankah seharusnya ada 5 orang?", tanya Nana pada Hueningkai.

"Eumm, Ta-Taehyun pergi menyelamatkan Yeonjun sendirian. Sedangkan aku bersama Beomgyu dan Soobin."

"Hei, apa kau tidak memiliki sopan santun? Kenapa kau menyebut nama orang yang lebih tua tidak sopan?", Soobin menjitak kepala Hueningkai.

"Hah?"

"Aku dan Beomgyu itu lebih tua darimu. Begitu juga dengan Yeonjun Hyung."

"Ah, ma-maafkan aku... Soobin Hyung?", Hueningkai melirik Soobin yang saat ini menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Bagus. Itu terdengar lebih baik.", Soobin menjadi luluh seketika melihat kepolosan Hueningkai. Dan mengelus rambutnya gemas. Sedangkan Beomgyu hanya memutar bola matanya malas, sepertinya Soobin terlalu menjunjung tinggi kesopanan.

"Kapan mereka akan datang? Waktu kita tidak banyak. Bisa-bisa tunanganku kehabisan darah di sana.", kata Nana sambil menunjuk pintu kayu yang ada di belakangnya.

"Hah, tunangan?!", tanya ketiganya bersamaan.

"Siapa yang kau maksud dengan tunangan-", Soobin tidak melanjutkan perkataannya karena teriakan Beomgyu.

"Yeonjun Hyung!!", Beomgyu berlari dan segera memeluk Yeonjun. Sedangkan Hueningkai memeluk Taehyun.

"Taehyun! Syukurlah kau kembali dengan selamat, tapi kenapa tubuhnya basah? Apa kau mandi dulu sebelum menyelamatkan Yeonjun Hyung?", pertanyaan polos Hueningkai membuat Taehyun menghela nafas kasar.

"Anggap saja iya.", jawab Taehyun lelah.

"Yeonjun Hyung!", panggil Soobin yang berusaha berjalan menghampiri Yeonjun dan Beomgyu.

"Soobin! Apa yang terjadi padamu?! Apa dokter gila itu menyakitimu lagi?", jantung Yeonjun serasa diremas saat melihat keadaan kaki Soobin yang terbalut perban, ditambah darah merembes di kakinya.

"Aku baik-baik saja hyung. Aku sangat senang dan lega kita bertiga bisa berkumpul lagi seperti ini.", bisa melihat kedua adiknya saat ini benar-benar membuat Yeonjun senang dan sangat bersyukur.

Entah kenapa Hueningkai merasa iri melihat pemandangan itu. Keluarganya meninggal dan hanya menyisakan dirinya seorang. Sekarang Hueningkai merasa sendirian di dunia ini. Tanpa sadar air matanya mengalir keluar. Pemandangan itu tidak lepas dari mata Taehyun, dan entah apa yang dipikirkannya. Tangannya terulur untuk memeluk bahu Hueningkai yang lebih tinggi darinya.

"Kau tidak sendiri, masih ada aku di sini.", perkataan Taehyun membuat Hueningkai sangat bahagia dan langsung memeluk Taehyun.

"Terima kasih, Taehyun."

"Ehem! Maaf menggangu momen mengharukan ini, tapi kita tidak punya banyak waktu.", Nana menginterupsi kelima laki-laki itu.

.

.

.

"Jadi yang kau maksud tunanganmu adalah dia?! Dokter gila ini?!", tanya Hueningkai. Saat ini mereka berada di ruangan tempat Raul dirantai.

"Ya, ada masalah?", tanya Nana sambil membuka rantai yang menahan tangan Raul.

"Sangat ada.", giliran Taehyun yang menyahut.

UNIQUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang